Manajemen
Koleksi Perpustakaan : Sebuah Panduan Praktis
Oleh
Heri
Abi Burachman Hakim [1]
Pendahuluan
Sebuah
perpustakaan terbangun dari kumpulan berbagai elemen. Berbagai elemen yang
menopang berdirinya sebuah perpustakaan adalah gedung, koleksi, dana operasional
dan sumber daya manusia. Salah satu dari berbagai elemen tersebut yaitu koleksi
menjadi salah satu elemen penting yang menentukan eksistensi perpustakaan di
tengah masyarakat. Eksitensi
perpustakaan di tengah masyarakat dapat dilihat dari banyaknya masyarakat atau pengguna yang
mengakses perpustakaan. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
minat masyarakat [2]
untuk mengakses perpustakaan adalah koleksi.
Koleksi
yang mampu memotivasi masyarakat untuk mengakses perpustakaan adalah koleksi
yang berkualitas, sesuai kebutuhan pengguna perpustakaan serta jaminan
kemudahan akses terhadap koleksi tersebut. kualitas koleksi dipengaruhi dan
kesuaian koleksi dengan kebutuhan pemustaka dipengaruhi oleh proses pengadaan
bahan pustaka. Sedangkan kemudahan dalam mengakses koleksi perpustakaan sangat
dipengaruhi oleh proses pengolahan serta pelayanan bahan pustaka.
Proses
pengadaan, pengolahan serta pelayanan bahan pustaka merupakan objek dari kajian
manajamen koleksi perpustakaan. Melihat arti penting koleksi dalam sebuah
perpustakaan maka sudah selayaknya jika pengelola perpustakaan mempelajari
tentang manajemen koleksi perpustakaan. Sayangnya masih banyak pengelola
perpustakaan yang tidak terlalu memperhatikan hal ini. Untuk itu, dalam upaya
memberikan pengetahuan tentang manajemen koleksi perpustakaan penulis mencoba
menuliskannya dalam modul singkat ini. Semoga modul ini mampu memberikan
pengetahuan serta panduan praktis dalam melakukan manajemen koleksi
perpustakaan.
Pembahasan
Koleksi Perpustakaan
Perpustakaan
didirikan dengan berbagai tujuan. Di antara tujuan tersebut adalah agar
perpustakaan mampu menjelma sebagai lembaga yang mampu membina minat baca
masyarakat serta memenuhi kebutuhan informasi pemustaka. Untuk dapat melakukan
pembinaan minat baca masyarakat
dan mampu memenuhi kebutuhan informasi pemustaka
sangat
tergantung dari eksistensi koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan. Tanpa
keberadaan koleksi tentu perpustakaan
tidak akan mampu melakukan pembinaan serta memenuhi kebutuhan informasi
masyarakat atau pemustaka.
Koleksi
menjadi salah satu elemen penting dalam eksistensi sebuah perpustakaan. Koleksi
dapat menjadi motivator pagi pemustaka untuk datang ke perpustakaan. Kualitas
koleksi menjadi salah faktor penentu apakah perpustakaan akan diakses oleh
banyak pemustaka atau tidak.
Ketika
berbicara mengenai manajemen koleksi maka topik mengenai koleksi perpustakaan
merupakan topik pertama yang akan dipelajari. Pada topik ini akan dipelajari
tentang defini koleksi, varian dari koleksi serta metode pengadaannya.
Koleksi
perpustakaan adalah semua jenis bahan pustaka yang dikumpulkan, diolah dan
disimpan untuk disebarluaskan kepada masyarakat guna memenuhi kebutuhan
informasi mereka (Yulian dan Sunjana, 2009). Bahan pustaka yang telah dihimpun
atau dikumpulkan oleh perpustakaan,
selanjutnya diolah dengan menggunakaan kaidah-kaidah tertentu, disimpan dan
selanjutkan dilayankan kepada masyarakat yang membutuhkannnya.
Apabila difinisi di atas ditarik ke dalam konteks
perpustakaan sekolah, maka definisi koleksi perpustakaan sekolah adalah semua
jenis bahan pustaka yang dikumpulkan, diolah dan disimpan untuk disebarluaskan sehingga dapat dimanfaatkan oleh pemustaka dalam hal
ini guru, siswa dan staf administrasi sekolah.
Secara
garis besar varian koleksi perpustakaan dapat dibedakan menjadi dua kelompok
besar. Varian koleksi perpusakaan tersebut dapat dibedakan menjadi koleksi
tercetak dan koleksi non cetak. Koleksi tercetak terdiri dari buku, terbitan
berseri, peta, gambar, brosur, pamflet dan booklet. Makalah dan koleksi tugas
akhir. Sedangkan koleksi non cetak terdiri dari film, Compact Disk, mikrofilm, mikrofis, Kaset dan koleksi digital.
Khusus untuk perpustakaan
sekolah, dalam “Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan
Sekolah” yang dikeluarkan oleh Perpustakaan
Nasional Republik Indonesia, disebutkan bahwa koleksi perpustakaan sekolah
terdiri dari :
1.
Buku Pelajaran
Pokok
Buku pelajaran pokok merupakan buku utama yang
digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Buku pelajaran pokok diterbitkan
atau diadakan oleh pemerintah dan isinya disesuaikan dengan kurikulum yang
berlaku.
2.
Buku Pelajaran Penunjang
Buku pelajaran penjunjang adalah buku yang sifatnya
sebagai penunjang atau pelengkap dari buku pelajaran pokok yang digunakan oleh
guru dan siswa.
3.
Buku Bacaan
Buku bacaan adalah buku yang digunakan sebagai bahan
bacaan bagi siswa, guru dan staf administrasi. Menurut jenisnya bahan bacaan
dibedakan menjadi buku non fiksi, fiksi ilmiah dan fiksi.
Perbandingan jenis
koleksi yang sesuai dengan kurikulum dan koleksi fiksi adalah 60% untuk koleksi
non fiksi atau koleksi yang sesuai dengan kurikulum dan 40% untuk koleksi fiksi
(IFLA dan UNESCO, 2006).
4.
Buku sumber,
referensi atau rujukan
Buku sumber, referensi atau rujukan adalah buku yang
digunakan oleh warga sekolah sebagai sumber informasi untuk menambah ilmu
pengetahuan. Jenis koleksi ini seperti kamus, ensiklopedi, almanak, direktori.
5.
Terbitan Berkala
Terbitan berkala merupakan jenis koleksi yang terbit
secara terus menenus dan memiliki kala atau periode terbit. Jenis terbitan
berkala antara lain majalah, surat kabar, dan buletin.
6.
Pamflet atau
brosur
Pamflet atau brusur juga merupakan bagian dari koleksi
perpustakaan. Brosur atau pamflet merupakan lembaran-lembaran yang berisi
tentang keadaan atau kegiatan lembaga yang menerbitkannya.
7.
Media pendidikan
lainnya
Media pendidikan lainnya yang dapat dijadikan sebagai
koleksi perpustakaan antara lain slide, film, kaset, piringan hitam dan
file-file presentasi.
8.
Kliping
Kliping adalah guntingan dari artikel atau berita dari
surat kabar, majalah dan terbitan lainnya yang dianggkap penting untuk disimpan
dan berguna pemustaka (Perpustakaan Nasional R.I., 2001).
Selanjutnya
dalam buku pendoman yang disusun oleh Perpustakaan Nasional R.I. ini disebutkan
pula bahwa jumlah minimal dari koleksi sebuah perpustakaan sekolah adalah 1000
judul materi (Perpustakaan Nasional R.I.,
2001). Artinya dari berbagai varian koleksi yang dimiliki
oleh sebuah perpustakaan sekolah maka minimal judul yang harus dimiliki
perpustakaan sekolah adalah 1000 judul.
Perpustakaan
sekolah perlu mengembangkan koleksinya guna mendukung kegiatan belajar mengajar
serta pembinaan minat baca warga sekolah, dalam hal ini adalah guru, murid dan
staf administrasi sekolah. Guna mendukung kedua kegiatan tersebut maka setidaknya
sekolah menyediakan 10 judul buku untuk satu orang murid serta menambah jumlah
buku minimal 10% dari jumlah koleksi setiap tahunnya(Badan Standarisasi
Nasional; 2009).
Berbagai
koleksi perpustakaan tersebut diperoleh dengan berbagai cara atau metode.
Metode yang lazim digunakan dalam kegiatan pengadaan bahan pustaka atau koleksi
perpustakaan antara lain:
1.
Pembelian
Metode
pengadaan koleksi yang pertama adalah pembelian. Metode pembelian merupakan
metode pengadaan koleksi yang dilakukan dengan cara membeli koleksi
perpustakaan dengan menggunakan anggaran yang dimiliki sekolah. Untuk itu pihak
sekolah perlu mengalokasikan dana khusus untuk pembelian koleksi perpustakaan.
Setidaknya ada 5% dari total anggaran sekolah yang dapat dialokasikan untuk
kegiatan pengelolaan perpustakaan sekolah diluar dari belanja pegawai dan
pemeliharaan serta perawatan gedung (SNI; 2009).
2.
Hadiah
Metode
pengadaan koleksi lainya adalah hadiah. Hadiah atau hibah dari pemerintah,
pihak swasta darn warga sekolah dapat juga merupakan metode pengadaan bahan
pustaka.
3.
Bertukar koleksi
Untuk
memperbanyak kuantitas koleksinya perpustakaan dapat bertukar koleksi dengan
perpustakaan atau lembaga-lembaga lainnya. Perpustakaan dapat menawarkan
kerjasama dengan perpustakaan atau lembaga sejenis untuk saling bertukar
koleksi. Dalam kegiatan bertukar koleksi ini, perpustakaan perlu
mempertimbangkan bahwa koleksi yang dipertukarkan adalah koleksi yang jumlah
berlebih serta dibutuhkan oleh pemustaka.
4.
Produksi sendiri
Metode
pengadaan koleksi yang terakhir adalah dengan memproduksi sendiri koleksi
perpustakaan. Contoh kongkrit dari metode pengadaan ini antara lain adalah
kliping atau karya tulis yang dihasilkan oleh pustakawan, siswa dan guru yang
kemudian dihimpun menjadi koleksi perpustakaan.
Pengolahan Koleksi
Koleksi
perpustakaan terdiri dari banyak varian. Varian tersebut antara lain buku,
majalah, video, compact disk, kaset, laporan penelian dan lain-lain. Namun atas
dasar pertimbangan koleksi yang mendominasi perpustakaan serta durasi waktu
pelatihan yang terbatas maka pada kesempatan kali ini hanya akan dijelaskan
tentang prosedur kegiatan pengolahan koleksi buku.
Dalam
kegiatan pengolahan koleksi buku ada beberapa tahapan yang harus dilalui.
Berbagai tahapan pengolah koleksi buku antara lain:
1. Pemberian stempel inventaris dan stempel perpustakaan
Langkah pertama pengelolaan buku dalam sebuah perpustakaan
adalah dengan memberikan identitas kepemiliki buku tersebut. Pemberian
identitas ini dilakuakan dengan cara memberikan stampel perpustakaan pada
setiap buku perpustakaan. stampel yang dibubuhkan dalam buku tersebut berfungi
sebagai identitas kepimilikan sehingga apabila buku tersebut hilang dan
ditemukan seseorang dengan mudah orang tersebut dapat mengembalikan itu
keperpustakaan.
Stempel bukti
kepemilikan ini diletakkan pada bagian-bagian tertentu dari buku seperti
halaman judul, halaman akhir buku atau setiap awal bab.
desain stempel perpustakaan
Selain
memberikan stempel perpustakaan pada halaman tertentu yang ada di dalam sebuah
buku, pengelola perpustakaan juga perlu memberikan stempel inventarisasi pada
halaman judul koleksi. Pada stempel ini, pengelola perpustakaan membubuhkan
nomor inventaris pada kolom inventari, nomor panggil koleksi pada kolom klas,
tanggal terima pada kolom terima dan membubuhkan tanda tangan staf perpustakaan
yang melakukan kegiatan inventarisasi pada kolom tanda tangan (ttd).
Stempel inventaris
Posisi stampel inventaris
2.
Klasifikasi
Klasifikasi
adalah kegiatan untuk mengelompokkan koleksi-koleksi yang dimiliki perpustakaan
berdasarkan ciri-ciri
tertentu. Dengan pengelompokkan ini maka koleksi sejenis akan terkelompok
menjadi satu (berdekatan) sehingga akan mempermudah
dalam proses temu kembali
koleksi di perpustakaan. Ciri-ciri yang
digunakan sebagai pedoman untuk melakukan pengelompokan koleksi adalah ciri
fisik koleksi dan subjek dari bidang ilmu koleksi tersebut.
Dari
definisi di atas setidaknya ada beberapa manfaat yang diperoleh dari kegiatan
klasifikasi. Manfaat tersebut antara lain koleksi sejenis akan saling
berdekatan sehingga mempermudah proses temu kembali koleksi, memudahkan
identifikasi koleksi di rak koleksi perpustakaan sehingga pengguna dapat dengan
mudah menemukan koleksi yang dibutuhkan dan manfaat yang terakhir adalah dengan
klasifikasi memungkina pengguna perpustaakan mengetahui dengan cepat isi atau
subjek ilmu yang terkandung dalam sebuah koleksi.
Gambar
1. Ilustrasi Kegiatan
Klasifikasi
Menurut
Qolyubi dkk (2003) sistem pengelompokan atau klasifikasi perpustakaan dapat
dibedakan menjadi:
1.
Klasifikasi artifisial
Klasifikasi aritifsial adalahsistem pengelompokkan
atau klasifikasi koleksi berdasarkan ciri fisik koleksi, seperti ukuran, warna
ataupun data fisik lainnya.
2. Klasifikasi
Fundamental
Klasifikasi
fundamental adalahsistem pengelompokkan atau klasifikasi koleksi berdasarkan
subjek yang terkandung dalam sebuah koleksi.
Kedua sistem
klasifikasi tersebut diaplikasikan dalam kegiatan pengelolaan perpustakaan.
Pengelola perpustakaan akan mengelompokkan koleksi berdasarkan ciri fisik
koleksi, artinya pengelola perpustakaan mengaplikasikan klasifikasi artifisial.
Selanjutnya, setelah dikelompokkan berdasarkan ciri fisik koleksi, kemudian koleksi dikelompokkan
lagi berdasarkan subjek dari koleksi. Dengan demikian Koleksi yang memiliki subjek
sama akan saling berdekatan, artinya
pengelola perpustakaan telah menggunakan klasfikasi fundamental dalam kegiatan
klasifikasi.
Dalam kegiatan klasifikasi fundamental, seseorang akan mengelompokkan
koleksi berdasarkan
subjek bahan pustaka. Dalam kegiatan
klasifikasi ini ada dua tahapan yang dilakukan yaitu analisis subjek serta
penentuan notasi atau nomor klas subjek. Berikut ini penjelasan dari
masing-masing tahapan.
2.1. Analisis Subjek
Untuk dapat
menentukan subjek sebuah koleksi atau bahan pustaka maka perlu dilakukan proses
analisis subjek. Analisis subjek adalah kegiatan atau
proses penentuan subjek atau isi yang terkandung dalam sebuah koleksi.
Dalam
kegiatan analisis subjek ada dua hal penting yang harus diperhatikan, yaitu jenis konsep dan jenis subjek. Jenis konsep
dibedakan menjadi 3 jenis yaitu :
a.
Fenomena
Merupakan masalah
yang menjadi bahasan utama di dalam bahan Pustaka. Fenomena dibedakan
menjadi objek konkret dan objek abstrak. Objek kontrik contohnya adalah Perpustakaan,
Komputer. Sedangkan objek abstrak contohnya antara lain budaya dan agama.
b.
Disiplin Ilmu
Merupakan
disiplin ilmu utama atau cabang dari disiplin ilmu utama yang dibahas dalam
sebuah bahan pustaka. Disiplin ilmu diutama disebut juga dengan istilah
disiplin ilmu fundamental dan cabang disiplin ilmu disebut subdisiplin. Misalnya
ilmu sosial maka cabang disiplin ilmu tersebut antara lain sosiologi, ilmu
politik ilmu hukum, administrasi dan lain sebagainya.
c.
Bentuk Penyajian
Merupakan organisasi penyajian
subjek dalam bahan pustaka menurut bentuk fisik, sistematika penyajian dan bentuk intelektual. Seperti Majalah, Kamus,
Ensiklopedi, Direktori, Statistik.
Untuk jenis subjek dibedakan ke dalam empat jenis.
Keempat jenis subjek tersebut adalah:
a. Subjek Dasar
Adalah jenis subjek bahan pustaka yang terdiri dari satu disiplin ilmu.
Misalnya politik, pendidikan, ekonomi dan lain-lain.
b. Subjek
Sederhana
Adalah subyek bahan pustaka
terdiri dari satu faset pembagian dari satu disiplin ilmu, Misalnya pendidikan
dasar
c. Subjek
majemuk
Adalah jenis subyek bahan
pustaka terdiri dari lebih satu faset pembagian dari disiplin ilmu. Misalnya
Pendidikan Dasar di Indonesia
d. Subjek
Kompleks
Adalah jenis subjek suatu bahan pustaka yang
terdiri dua subjek atau lebih yang saling berinteraksi dari satu disiplin ilmu
atau lebih, contoh pengaruh narkoba terhadap kenakalan remaja.
Hasil analisis subjek
adalah deskripsi tentang subjek sebuah koleksi. Untuk melakukan proses analisis
subjek sehingga menghasilkan deskripsi subjek sebuah koleksi, dilakukan dengan
cara:
a. Membaca
judul dari bahan pustaka,
jika dirasa bahwa judul telah merefleksikan subjek sebuah buku
b. Membaca
halaman sebalik halaman judul (halaman verso). Di dalam halaman judul terdapat
katalog dalam terbitan yang dapat menampilkan subjek dari sebuah bahan pustaka
c. Membaca
daftar isi jika dengan membaca judul dan halaman kolofon belum diketaui subjek
dari sebuah koleksi.
d. Membaca
kata pengantar dari sebuah koleksi
e. Membaca
ringkasan buku yang biasanya terdapat pada halaman belakang buku.
f. Membaca
buku secara keseluruhan jika dengan melakukan berbagai instruksi di atas belum
ditemukan subjek dari koleksi tersebut.
g. Menggunakan
sumber-sumber lain seperti bibliografi, kamus.
h. Bertanya
kepada subjek spesialis jika semua langkah
telah dilakukan belum mampu menentukan subjek dari sebuah koleksi.
2.2.
Menentukan Notasi atau Nomor Klas
Notasi atau nomor klas
dapat diartikan sebagai simbol atau kode yang mewakili sebuah subjek bahan
pustaka dalam bagan klasifikasi. Notasi dapat berupa huruf, angka bahkan warna.
Namun diantara ketiga jenis notasi tersebut, angka merupakan jenis notasi yang
banyak digunakan oleh perpustakaan. Motivasi
perpustakaan memanfaatkan angka sebagai notasi salah satunya karena notasi
angka memiliki bagan yang berlaku secara internasional seperti Dewey Decimal Classification, Universal Decimal Classification dan Library of Conggress.
Berikut ini adalah
penjelasan tentang ketiga jenis notasi yang dapat digunakan oleh perpustakaan:
a.
Warna
Apabila perpustakaan
akan menggunakan warna sebagai identitas klasifikasi maka subjek dari koleksi
diwakili oleh satu jenis warna untuk setiap subjeknya. Misalnya warna
putih untuk subjek karya umum, merah untuk ilmu sosial, biru untuk subjek ilmu
terapan dan seterusnya. Akan tetapi notasi warna ini memiliki beberapa
kelemahan yaitu terbatasnya jumlah warna padahal subjek ilmu terus bertambah,
selain itu klasifikasi warna tidak optimal keberadaannya jika digunakan untuk
yang memiliki masalah dengan buta warna.
b.
Hurup
Pada prinsipnya
penggunaan abjad sebagai notasi hampir
sama dengan penggunaan warna dalam sistem klasifikasi, dimana setiap abjad
mewakili subjek tertentu. Misalnya huruf A mewakili subjek pengetahuan umum, B
mewakili subjek filsafat, C mewakili subjek agama dan seterusnya.
Dalam penggunaan sistem
abjad dapat juga digunakan inisial atau singkatan dari sebuah subjek. Misalnya
peu untuk subjek pengetahuan umum, Fil untuk subjek filsafat, slg untuk subjek
sosiologi, pol untuk subjek politik dan masih banyak lagi.
c.
Angka atau nomor
klasifikasi.
Jenis notasi yang
terakhir adalah notasi dengan menggunakan angka. Notasi angka diperoleh dari sistem klasifikas yang ada.
Saat ini ada berberapa sistem klasifikasi yang familiar digunakan di Indonesia.
Sistem tersebut antara lain Dewey
Decimal Classification (DDC), Universal Decimal Classification (UDC), Library of Conggress (LC)
dan Colon Classification. Dalam
makalah ini hanya akan dijelaskan satusistem klasifikasi yaitu DDC,
pertimbangan penulis memilihsistem klasifikasi ini karenasistem klasifikasi ini
adalahsistem klasifikasi yang paling banyak digunakan.
Dewey
Decimal Classification atau DDC merupakan salah satu
sistem klasifikasi yang familiar digunakan oleh banyak
perpustakaan di Tanah Air. Sistem ini menyangkut seluruh subjek ilmu
pengetahuan yang disusun secara sistematis dan teratur. Pembagian ilmu (subjek
ilmu pengetahuan) dimulai dari subjek yang bersifat umum menuju subjek bersifat
khusus.
Pembagian subjek
dalam sistem ini dimulai dari subjek besar atau umum yang disebut dengan kelas
utama, kemudian diperinci menjadi divisi, selanjutnya divisi diperinci menjadi
sub divisi dan lebih rinci lagi menjadi tabel lengkap. Contohnya adalah sebagai
berikut
Sepuluh
kelas utama dalam DDC terdiri dari:
- 000 untuk
karya umum
- 100 untuk
filsafat dan psikologi
- 200 untuk
agama
- 300 untuk
Ilmu Sosial
- 400 untuk
bahasa
- 500 untuk
sains
- 600 untuk
teknologi
- 700 untuk
kesenian dan rekreasi
- 800 untuk
Sastra
- 900 untuk
sejarah dan geografi
Divisi atau ringkasan ke II
-
300 untuk ilmu Sosial
-
310 untuk statistik
-
320 untuk ilmu politik
-
330 untuk ekonomi
-
340 untuk hukum
-
350 untuk administrasi
publik, ilmu kemilitiran
-
360 untuk masalah dan
jasa sosial
-
370 untuk pendidikan
-
380 untuk perdagangan,
komunikasi dan perhubungan
-
390 untuk adat
istiadat, etiket dan folklor
Subdivisi atau ringkasan ke III
- 370 untuk Pendidikan
-
371 untuk
Pendidikan secara umum
-
372 untuk Pendidikan dasar
-
373 untuk Pendidikan menengah
-
374 untuk Pendidikan dewasa
-
375 untuk
Kurikulum
-
376 untuk
Pendidikan wanita
-
377 untuk
Sekolah dan agama
-
378 untuk
Pendidikan tinggi
- 379 untuk Pendidikan dan negara
DDC terdiri dari beberapa unsur-unsur pokok. Unsur-unsur tersebut antara
lain sistematika, notasi, indeks relatif dan tabel pembantu. Berikut ini
penjelasan dari masing-masing unsur tersebut
a. Sistematika
Berupa bagan yang berisi pembagian
ilmu didasarkan pada prinsip-prinsip tertentu.
b.
Notasi
adalah angka yang mewakili subjek-subjek tertentu. Angka dalam notasi DDC mewakili sebuah subjek. Angka atau notasi juga disebut dengan nomor
adalah angka yang mewakili subjek-subjek tertentu. Angka dalam notasi DDC mewakili sebuah subjek. Angka atau notasi juga disebut dengan nomor
c.
Indeks ralatif
Adalah sejumlah tajuk subjek yang
disertai rincian aspek-aspeknya dan disusun secara alfabetis lengkap dengan
nomor klasifikasi
d.
Tabel Pembantu
Merupakan notasi khusus yang
digunakan untuk menyatakan aspek tertentu. Tabel pembantu yang ada dalam DDC
terdiri dari:
Tabel 1: Subdivisi standar
Tabel 2: Wilayah
Tabel 3: Subdivisi sastra
Tabel 4: Subdivisi bahasa
Tabel 5: Ras, etnik, kebangsaan
Tabel 6: Bangsa dan etnis
Tabel 7: Bahasa
Setelah pengetahui unsur-unsur DDC lalu bagaimana
memanfaatkan atau cara menggunakan sistem klasifikasi ini sehingga mampu
menentukan nomor klasifikasi yang benar. Langkah-langkah menggunakan DDC adalah sebagai berikut:
a. Lakukan Anasis subjek
Langkah pertama yang dilakukan untuk dapat menggunakan DDC
adalah dengan menuntukan subjek koleksi dengan melakukan analisis subjek.
Analisis subjek dilakukan dengan membaca judul, halaman judul, kata pengantar,
daftar isi, isi buku dan kesimpulan. Perhatikan hasil analisis subjek, apakah
subjek tersebut termasuk dalam kategori subjek dasar, subjek sederhana, subjek
majemuk dan subjek kompleks .
b. Gunakan Indeks relatif untuk mencari nomor klasifikasi
dengan cepat
Setelah menemukan subjek koleksi, selanjutnya cari nomor
klasifikasi subjek dengan bantuan indeks relatif. Indeks relatif akan membantu
menemukan nomor klasifikasi secara cepat karena indeks relatif menyusun subjek
(tajuk subjek) urut alfabetis.
c. Periksa bagan klasifikasi
Setelah menemukan nomor klasifikasi subjek pada indeks relatif
selanjutnya periksa nomor tersebut pada bagan klasifikasi untuk memastikan
bahwa nomor klasifikasi yang diperoleh tepat. Perhatikan juga instruksi yang
ditampilkan pada bagan. Apabila tidak ada instruksi maka silahkan gunakan nomor
tersebut untuk subjek yang telah anda tentukan dalam proses analisis subjek
Setelah melakukan klasifikasi deskriptif (analisis subjek dan
menentukan notasi) sehingga diperoleh notasi yang mewakili subjek ilmu sebuah
koleksi, selanjutnya hasil notasi tersebut (baik warna, huruf ataupun angka)
diletakkan dibagian paling atas dari nomor panggil atau call number. Nomor panggil minimal terdiri dari 3 bagian, yaitu
notasi, tiga huruf pertama nama pengarang (entri utama) dan satu hurup pertama
judul. Nomor panggil diletakkan dipunggung koleksi atau buku dan menjadi alat
identifikasi koleksi di jajaran rak koleksi. Selain itu nomor panggil juga
diletakkan dalam kartu katalog yang berfungsi sebagai wakil dokumen yang
memungkinkan penguna perpustakaan menemukan koleksi yang dibutuhkan secara
cepat dan tepat.
Gambar 2. Contoh
nomor panggil buku dengan menggunakan nomor klasifikasi
Gambar 3. Contoh
nomor panggil buku yang dibuat dengan inisial subjek
Gambar 4. Contoh
nomor panggil buku dengan warna sebagai wakil subjek
3. Pemberian nomor inventaris
Nomor
inventasi merupakan nomor unik dari sebuah buku, dimana setiap nomor inventaris
yang ada dalam suatu buku akan berbeda dengan nomor inventaris yang ada dalam di
dalam buku lainny. Nomor inventaris ini akan sangat membantu untuk mengetahui
jumlah dari koleksi buku yang dimiliki suatu perpustakaan. Dengan melihat nomor
inventaris terakhir dari koleksi buku perpustakaan maka dengan mudah dapat
diketahui jumlah koleksi perpustakaan bersangkutan.
Pemberian
nomor inventaris pada buku dilakukan setelah sebelumnya buku tersebut dicatat
dalam buku inventaris. Informasi yang dicatatat dalam dalam buku inventaris
meliputi nomor urut, nomor inventaris, judul, nama pengarang atau editor,
informasi penerbit (meliputi kota, nama penerbit dan tahun terbit), asal, nomor
panggil buku, bahasa atau keterangan lain yang perlu ditambahkan.
No.
|
No. Inventaris
|
Judul
|
Pengarang
|
Penerbit
|
Asal
|
No. Klasifikasi
|
Bahasa
|
|
Ind
|
Asing
|
|||||||
1
|
00.001/HB/06/H
|
Hikayat si Kancil
|
Yuwanda Daya Putra
|
Yogyakarta; Olah Pustaka, 2010
|
Pembelian
|
810 Put h
|
x
|
Contoh buku inventaris
Halaman buku yang telah
dibubuhi nomor inventaris
4.
Katalogisasi
Katalogisasi
(cataloging) adalah proses pengolahan
data-data bibliografi yang terdapat dalam suatu bahan pustaka menjadi katalog
(Qolybudi dkk, 2003). Artinya, katalog merupakan produk dari katalogisasi.
Katalog sendiri memiliki pengertian sebagai daftar yang dipersiapkan sedemikian
rupa untuk tujuan tertentu seperti katalog pameran, katalog penerbit, katalog
perdagangan (Lasa Hs, 1997).
Jika
katalog tersebut ditarik dalam dunia perpustakaan maka katalog tersebut dikenal
dengan nama katalog perpustakaan. Katalog perpustakaan adalah daftar koleksi
perpustakaan yang disusun menurut susuna tertentu atau sistematis (Lasa Hs,
1997). Katalog perpustakaan
akan memudahkan pemustaka dalam mencari koleksi yang dibutuhkan.
Katalogisasi
memiliki tujuan. Tujuan dari kegiatan katalogisasi sehingga mampu menghasilkan
katalog perpustakaan antara lain:
1. Memberikan peluang bagi pengelola
maupun pemustaka menemukan koleksi yang dibutuhkan berdasarkan nama pengarang, judulnya dan subjek koleksi.
2. Menunjukkan buku yang dimiliki
perpustakaan dari pengarang tertentu,
berdasarkan subjek tertentu atau dalam jenis literature tertentu.
3. Membantu dalam
pemilihan buku berdasarkan edisinya atau berdasarkan karakternya. Katalog
perpustakaan disajikan dalam beberap format. Format tersebut antara lain format
kartu, CD, format Online (OPAC) atau yang dikenal dengan sebutan katalog
komputer dan daftar tambahan koleksi. Untuk perpustakaan sederhana format
katalog perpustakaan yang sesuai adalah format kartu katalog dan tambah
koleksi.
Katalog
perpustakaan sendiri dapat disajikan dalam berbagai format. Format katalog
perpustakaan antara lain:
1.
Bentuk cetakan, buku
Bentuk
katalog perpustakaan yang merupakan himpunan dari lembaran-lembaran yang berisi
daftar koleksi yang dimiliki perpustakaan ke dalam satu jilid. Keuntungan dari
format katalog perpustakaan ini adalah biaya produksinya murah, mudah
pengirimannya dan mudah dibawa kemana-mana. Sedangkan kelemahan adalah jika
terjadi penambahan koleksi akan sulit untuk dimasukkan ke dalam daftar yang
telah dibuat.
2.
Katalog berkas
Katalog
ini dibuat dari kertas manila putih dengan ukuran 10 x 20 cm dan kemudian dijilid.
Satu jilid bendel berisi sekitar 50 buat kartu. Namun saat ini katalog jenis
ini dinilai kurang praktis.
3.
Bentuk kartu
Bentuk
katalog dalam format kartu. Format kartu merupakan format katalog yang paling
banyak digunakan saat ini. Kelebihan dari format katalog ini antara lain tahan
lama, lebih praktis jika terjadi penambahan koleksi dan mudah penggunaannya.
Sedangkan kelemahannya antara lain memerlukan lembari katalog yang harus
didesain khusus, memerlukan tempat tersendiri dan sulit untuk dibawa
kemana-mana.
4.
Komputer
Selain
kartu katalog, format ini merupakan format yang saat ini banyak digunakan oleh
perpustakaan. Apalagi dengan tumbuhnya gerakan open source yang
perpustakaan memperoleh perangkat lunak yang dapat digunakan secara
gratis. Berbagai perangkat lunak yang dapat digunakan sebagai katalog antara
lain CDS/ISIS, WINISIS, OpenBiblio, Atheneum, Otomigen-X dan Slims.
Proses
katalogisasi atau proses pembuatan katalog perpustakaan terdiri dari dua
kegiatan. Kedua kegiatan tersebut antara lain katalogisasi deskriptif dan
katalogisasi subjek. Penjelasan dari kedua kegiatan tersebut adalah sebagai
berikut
1.
Katalogisasi Deskriptif
Kalogisasi
deskriptif merupakan kegiatan merekam data bibliograf sebuah koleksi. Tujuan
dari kegiatan ini adalah menentukan entri utama dan entri tambahan serta
deskripsi bibliografi dari sebuah koleksi. Setelah berhasil menentukan entri
utama, entri tambahan dan deskripsi bibliografi maka langkah selanjutnya dalam
katalogisasi deskripsif adalah adalah mencantumkannya dalam entri katalog.
Pedoman yang digunakan untuk melakukan katalogisasi deskriptif adalah AACR2
(Anglo American Cataloging Rules Second Edition) dan ISBD (International
Standard Book Description)
a.
Penentuan entri utama dan entri tambahan
Dalam
penentuan tajuk entri utama dan entri tambahan ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan:
-
Pengarang tunggal maka
tajuk entri utama adalah pengarang buku atau koleksi tersebut.
Contoh:
Teknologi Informasi
Perpustakaan / Wahyu Supriyanto
Entri
utamanya pada Wahyu Supriyanto dan entri tambahannya pada judul dan subjek
-
Pengarang ganda, dua
dan tiga orang maka entri utama adalah pengarang utama sedangkan pengarang
kedua dan ketiga dijadikan sebagai tajuk entri tambahan.
Contoh:
Membangun Otomasi
Perpustakaan Dengan OpenBiblio/Arif Surachman, Purwoko, Heri Abi Burachman
Entri
utamanya adalah Arif Surachman dan pengarang lainnya dijadikan sebagai entri
tambahan
-
Pengarang lebih dari
tiga orang atau lebih maka tajuk entri utamanya adalah judul
Contoh
Membangun Perpustakaan Digital/
Arif Surachman, Wahyu Supriyanto, Purwoko dan Heri Abi Burachman Hakim
Entri
utama adalah Judul dan entri tambahannya adalah nama pengarang
-
Karya editor atau
penyunting maka entri utamanya pada judul. Jika pengarangnya disebut maka
berlaku ketentuan entri utama untuk pengarang.
Misalnya
Perangkat Lunak Open
Source dalam Dunia Perpustakaan / Editor : Purwoko
Entri
utama pada judul dan entri tambahan pada Purwoko (editor)
-
Karya Anonim (tanpa
pengarang) maka entri utamanya pada judul
-
Karya kumpulan, entri
utamanya pada judul
-
Badan Korporansi maka
entri utamanya adalah badan korporasi
b.
Deskripsi Bibliografi
Deskripsi
bibliografi disusun ke dalam delapan daerah. Setiap daerah terkadang terdiri
dari beberapa unsur. Berbagai daerah dan unsur-unsur dipisahkan dengan
menggunakan tanda baca. Kedelapan daerah diskripsi bibliografi tersebut lengkap
dengan tanda bacanya antara lain:
No.
|
Daerah
|
Tanda Baca
|
Unsur
|
1
|
Daerah judul dan pernyataan tanggung jawab
(kepengarangan):
|
Judul sebenarnya
|
|
[ ]
|
GMD (General Material Designation)
|
||
=
|
Judul paralel
|
||
:
|
pernyataan judul lain
|
||
Pernyataan tanggung jawab
|
|||
/
|
Pengarang pertama
|
||
,
|
Pengaran kedua dan pengarang ke tiga (jika pengarang
lebih dari satu tetapi tidak lebih dari dua)
|
||
;
|
pengarang lain (seperti penerjemah, ilustrator,
narator)
|
||
2
|
Daerah edisi
|
.-
|
Keterangan Edisi (seperti keterangan cetakan, edisi
cetakan)
|
3
|
Daerah data khusus
|
.-
|
Tidak digunakan untuk deskripsi buku
|
4
|
Daerah impresum
|
. -
|
Tempat terbit (tempat terbit pertama)
|
;
|
Tempat berikutnya
|
||
:
|
Nama Penerbit
|
||
,
|
Tahun Terbit
|
||
5
|
Daerah deskripsi fisik
|
. -
|
Jumlah halaman (misalnya xii, 250 hlm.)
|
:
|
Data fisik lain (seperti ilustrasi dan index)
|
||
;
|
Ukuran fisik koleksi
|
||
6
|
Daerah keterangan seri
|
. -
|
Judul seri sebenarnya (ditulis dengan kurung)
|
=
|
Judul Pararel
|
||
:
|
Keterangan judul seri tambahan
|
||
7
|
Daerah catatan
|
. -
|
Segala sesuatu yang dianggap penting yang belum
dimasukkan pada daerah sebelumnya
|
8
|
Daerah penomoran, harga dsb
|
.-
|
Nomor standar
|
=
|
Judul kunci
|
||
:
|
Syarat-syarat dan harga
|
||
( )
|
Keterangan tambahan
|
||
Tabel 1. Tabel Data Deskripsi
Bibliografi
Berbagai
data bibliografi di atas akan dimasukkan ke delapan daerah diambil dari bahan
pustaka yang ada di tangan staf perpustakaan. Data bibliografi tersebut dapat
diperoleh dengan membaca:
-
Kulit buku
-
Halaman judul singkat
-
Halaman judul
-
Halaman sebalik halaman
judul atau halaman verso
-
Bagian lainnya dari
buku seperti kata pengantar, daftar isi, isi buku, indeks dan bibliografi.
2.
Katalogisasi subjek
Kegiatan
merekam subjek dari sebuah bahan pustaka dengan cara melakukan analisis subjek
kemudian menentukan nomor klasifikasinya berdasarkan peraturan yang berlaku.
Jika diilustrasikan melalui gambar maka hasil akhir dari kegiatan katalogisasi
deskriptif dan katalogisasi subjek seperti gambar di bawah ini.
Gambar 5. Kartu katalog
Setelah
melakukan katalogisasi deskriptif dan katalogisasi subjek, selanjutnya langkah
yang perlu dilakukan perlu adalah membuat kartu katalog dan menyusun kartu
katalog yang telah dibuat. Berikut ini langkah-langkah yang dilalui dalam
kegiatan pembuatan kartu katalog dan penyusun kartu katalog:
1. Siapkan kartu
katalog dengan kertas berukuran 12,5 cm. x 7,5 cm. Di tengah bagian bawah kartu
dibuat lubang untuk memasukkan tusuk pengaman.
2. Membuat temporary slip (T. Slip) atau worksheet. T. Slip merupakan kertas yang berisi konsep
untuk pembuatan kartu katalog, sedangkan worksheet
merupakan T.Slip yang digunakan sebagai konsep katalog komputer (Lasa-Hs,
1998). T.Slip atau worksheet akan memudahkan dalam proses pengetikan kartu
katalog atau ketika memasukkan data bibliografi buku ke dalam perangkat lunak
yang digunakan perpustakaan.
3. Menyalin data yang
ada pada T. Slip atau worksheet ke
dalam kartu katalog. Berikut ini contoh format
kartu katalog yang
a) Katalog
Pengarang
b) Katalog
Judul
c) Katalog
Subjek
4. Selanjutnya untuk memudahkan
penelusuran kartu katalog, maka katalog-katalog tersebut dikelompokkan kedalam
satu jenis dan disusun alfabetis dari yang ter kecil ke yang terbesar.
Selanjutnya kartu katalog yang telah tersusun dimasukkan ke dalam lemari
katalog
5. Pemasangan
kelengkapan buku
Sebelum buku disajikan
dirak agar dapat diakses oleh pengguna perpustakaan maka sebuah buku perlu
diberi kelengkapan buku. Kelengkapan buku antara lain kartu buku, slip tanggal
kembali (data due slip), label buku(call number), kantong buku dan sampul buku.
Berikut ini
langkah-langkah yang digunakan untuk membuat dan memasang kelengkapan buku:
1. Label
buku
Label
buku adalah label yang berisi nomor panggil buku atau call number. Label buku dibuat dengan kertas berukuran 3x4 cm. Pada
label tersebut dicantumkan nomor panggil buku atau call number yang sebelumnya
telah dibuat. Lalu label buku ditempelkan pada punggung buku kira-kira 3 cm
dari ujung bawah buku.
Gambar 11. Contoh Label buku dan
pemasangannya
2. Lembar
tanggal kembali (date due slip),
berisi catatan nomor anggota dan tanggal wajib pengembalian. Lembar tanggal
kembali ini ditempelkan pada akhir halaman atau sampul akhir dari buku. Gunanya
untuk mengingatkan peminjam peminjam tanggal pengembalian koleksi yang
dipinjam.
Gambar 12. Catatan Tanggal Kembali
3. Kartu
buku
Kartu
buku adalah alat yang digunakan untuk mengontrol peredaran buku. Melalui kartu
buku ini dapat diketahui apakah buku tersebut sedang dipinjam atau tidak, siapa
peminjamnya dan kapan tanggal kembali buku tersebut.
Gambar
12. Kartu buku
4.
Kantong buku
Kantong
buku adalah kantong yang difungsikan sebagai tempat untuk meletakkan kartu
buku. Kantong buku terbuat dari kertas karton atau kertas lainnya. Di dalam
kantong buku ini dibubuhi nomor panggil buku dan nomor inventaris buku. Kantong
buku diletakkan di dalam sampul belakang.
Gambar
13. Kantong buku
5. Penyampulan
Langkah terakhir dalam kegiatan
pemasangan kelengkapan buku adalah memasang sampul pada buku. Setiap buku perlu
diberi sampul plastik agar buku tidak mudah rusak. Memasang sampul buku secara
tidak langsung telah melakukan kegiatan perawatan bahan pustaka yang dapat
memperpanjang usia buku.
6. Shelving (pengerakan)
Shelving atau pengerakkan memegang peranan penting dalam
menentukan kecepatan serta ketepatan dalam proses temu kembali koleksi atau
buku. Sebaik apapun kegiatan pengolahan atau sistem automasi yang digunakan
tidak optimal apabila buku-buku tersebut tidak disusun secara sistematis di rak
buku. Pengguna perpustakaan dan pengelola sendiri harus konsisten untuk
mengembalikan bukunya. Usaha ini dilakukan agar buku dapat dengan mudah
ditemukan jika diperlukan.
Langkah-langkah dalam pengerakan:
1.
Pengelompokan buku berdasarkan jenisnya.
Buku-buku koleksi
dikelompok-kelompokkan berdasarkan jenis buku, misalnya buku referensi
dikelompokkan dalam kelompok buku referensi, buku teks dikelompokkan dalam
kelompok buku teks.
2.
Penyusunan
buku di rak
Setelah buku
dikelompokkan berdasarkan jenis buku kemudian buku disusun di rak berdasarkan
nomor klas dari nomor klasifikasi terkecil sampai nomor klasifikasi terbesar.
Penyusunan buku dirak selain memperhatikan nomor klasifikasi, penyusunan buku
juga perlu memperhatikan urutan abjad tajuk entri utama dan judul buku yang
ada.
Buku
disusun menurut jenis koleksi
Gambar 14. shelving buku di rak
Pelayanan Bahan Pustaka
Setelah
melalui proses pengolahan maka koleksi perpustakaan siap untuk dilayankan
kepada pengguna perpustakaan. Banyak bentuk layanan yang dapat diberikan kepada
pemustaka dalam rangka melayankan koleksi yang dimiliki perpustakaan kepada
pemustaka. Namun secara garis besar pelayanan bahan pustaka dapat dikelompokkan
menjadi dua jenis, yaitu layanan sirkulasi dan layanan referensi.
Berikut
ini deskripsi tentang layanan sirkulasi dan layanan referensi dalam rangka
melayankan koleksi yang dimiliki perpustakaan kepada pengguna perpustakaan:
1.
Layanan sirkulasi
Layanan
sirkulasi dikenal sebagai layanan peminjaman dan pengembalian yang
diselenggarakan perpustakaan agar pemustaka dapat memanfaatkan koleksi yang
dimiliki perpustakaan. Di dalam Kamus Istilah Perpustakaan disebutkan bahwa
layanan sirkulasi adalah suatu perkerjaan, tugas, seksi maupun bagian di
perpustakaan yang berhubungan dengan pemanfaatan koleksi (Lasa-Hs, 1998). Lebih
lanjut dalam kamus ini disebutkan bahwa di dalam layanan sirkulasi terkait
dengan kegiatan pendaftaran anggota, tatatertib, statistik dan peminjaman serta
pengembalian koleksi.
Dalam
layanan sirkulasi dikenal dua sistem yaitu sistem terbuka dan sistem tertutup.
Sistem terbuka adalah sistem yang memberikan keleluasaan kepada pengguna untuk
mencari koleksi yang dibutuhkan ke dalam rak-rak koleksi yang dimiliki
perpustakaan. Sistem tertutup adalah sistem yang tidak memberikan keleluasaan
keleluasaan pemustaka untuk mencari koleksi ke dalam rak koleksi yang dimiliki
perpustakaan, untuk mencari koleksi yang dibutuhkan pemustaka diharuskan
meminta bantuan kepada pengelola perpustakaan untuk mencarikan koleksi yang dibutuhkan
di dalam rak koleksi perpustakaan.
2.
Layanan Referensi
Layanan
pemustaka yang berkaitan dengan sumber-sumber atau koleksi referensi[3]
antara lain meliputi menjawab pertanyaan yang diajukan, penelusuran informasi
baik di dalam maupun di luar perpustakaan itu sendiri (Lasa-Hs, 1998). Dengan
kata lain layanan referensi merupakan layanan yang diberikan perpustakaan
dengan memanfaatkan koleksi referensi yang dimiliki perpustakaan. Produk akhir
dari layanan ini adalah jawaban atas pertanyaan dari pemustaka yang diperoleh
dari koleksi referensi yang dimiliki perpustakaan.
Penutup
Manajemen
koleksi merupakan salah satu kegiatan manajemen yang dilakukan oleh pengelola
perpustakaan. Pengelola perpustakaan perlu memberikan perhatian ekstra terhadap
majemen koleksi karena koleksi merupakan salah satu magnet yang dapat menarik
minat pengguna perpustakaan.
Dalam
manajemen koleksi setidaknya ada tiga kegiatan pengelolaan perpustakaan yang
menjadi fokus perhatian. Ketiga kegiatan tersebut adalah pengadaan, pengolahan
serta pelayanan bahan pustaka. Ketiga kegiatan tersebut memiliki kedudukan yang
sama dalam rangka mewujudkan koleksi yang berkualitas dan mampu memotivasi
pengguna perpustakaan untuk mengakses perpustakaan.
Daftar Pustaka
Badan Standarisasi Nasional. 2009. Standar Nasional Indonesia 7329: 2009,
Perpustakaan Sekolah. Jakarta, Badan Standarisasi Nasional.
Departemen Pendidikan Nasional. 2004. Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi,
Edisi Ketiga. Jakarta, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen
Pendidikan Nasional RI.
IFLA dan UNESCO. 2006. Panduan Perpustakaan Sekolah.
Jakarta, Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.
Lasa Hs. 1997. Pedoman
Katogisasi Perpustakaan Muhammadiyan : Monograf dan Terbitan Berkala.
Yogyakarta, Majelis Pustaka Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
______. 1998. Kamus Istilah Perpustakaan.
Yogyakarta, Gadjah Mada University Press.
Yulia, Yuyu dan Sujana, Janti Gristinawati.2009. Pengembangan Koleksi. Jakarta;
Penerbit Universitas Terbuka.
Qolyubi, Sihabuddin dkk. 2003. Dasar-dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi.Yogyakarta, Jurusan
Ilmu Perpustakaan dan Informasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Perpustakaan Nasional RI. 2006. Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Umum. Jakarta, Perpustakaan
Nasional RI.
_____________________. 2001. Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah. Jakarta
Perpustakaan Nasional RI.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Heri Abi Burachman Hakim
Web/blog: http://heri_abi.staff.ugm.ac.id,
www.chobish.wordpress.com
DATA PRIBADI
Tempat & Tanggal Lahir : Yogyakarta, 26 September 1982
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Kewarganegaraaan : Indonesia
Status : Kawin
Alamat Asal : Jalan Ahmad Yani No.14 Yukum Jaya Lampung Tengah
Alamat Sekarang : Gang Brojodento 3 Pringgodani Mrican Sleman Yogyakarta
Telepon : (0274) 552852, 081392156396
Hobi
: Menulis, membaca, diskusi,
tenis meja.
PENDIDIKAN
2005-2007
: Sarjana Ilmu Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga (Predikat Cumlaude, IPK: 3,60)
2000-2003
: Diploma III Perpustakaan FISIPOL UGM (Predikat Cumlaude, IPK: 3,60)
1997-2000
: SMK Negeri 1 Terbanggi Besar
1994-1997
: SMP Negeri 7 Terbanggi Besar
1987-1994
: SD Negeri 1 Yukum Jaya
PENGALAMAN
KERJA
1. UPT Perpustakaan
ISI Yogyakarta 5 Mei 2010 - Sekarang
2. Perpustakaan
FISIPOL UGM, 1 Mei 2003 – April 2010
3. Praktek Kerja
Lapangan di Perpustakaan STMIK AMIKOM Yogyakarta, Juli 2002
4.Relawan Divisi
Penerbitan PSS – PKBI DIY, Juli 2002 – Februari 2003
5.Relawan Divisi
Sistem Informasi Kesehatan Reproduksi dan Divisi Penerbitan
dan Diskusi PSS – PKBI DIY, 2002-2003
6.Magang di
Perpustakaan Fakultas Ekonomi UGM, 7 April 2003 – 31 Juli 2003
7.Entry data
perpustakaan AKPER Noto Kusumo Yogyakarta, Mei 2004
8. Mengolah
koleksi Perpustakaan Pribadi Prof. Dr. Sunyoto Usman, Agustus – September 2004
9. Mengelola
Perpustakaan Pribadi Bapak Rizal Malik, September 2004 – Sekarang
10. Perpustakaan
Jurusan Hubungan Internasional Agustus 2005 – Sekarang
11. Tutor Jurusan Ilmu
Perpustakaan pada UPBJJ-UT Surakarta
PENGALAMAN ORGANISASI
1.Relawan Divisi
Sistem Informasi Kesehatan Reproduksi dan Divisi Penerbitan
dan Diskusi PSS – PKBI DIY 2002-2003
2.Bulaksumur Pos
2001
3.Ketua OSIS SMK Negeri 1 Terbanggi Besar 1997-1998
PRESTASI
3.Ketua OSIS SMK Negeri 1 Terbanggi Besar 1997-1998
PRESTASI
1.Juara I lomba
cerdas cermat tingkat SMK di TVRI SPK Lampung tahu 2000
2.Peringkat VI
lomba minat baca dalam bentuk penilisan artikel Badan Perpustakaan dan Arsip
Daerah DIY 2001
3.Penulis terbaik
lomba urun rembuk hari jadi Kabupaten Sleman ke-86 dengan tema “Pengoptimalan
Swadaya Masyarakat” tahu 2002
4.Juara III tingkat
umum lomba minat baca dalam bentuk sinopsis buku di kantor Data Elektronik ,
Arsip dan Perpustakaan Kabupaten Sleman tahun 2002
5.Juara I Beregu
Putra Tenis Meja Dies UGM ke 54 2003
6.Juara III Lomba
Penulisan Artikel Dies UPT Perpustakaan UGM 2004
7.Juara I Beregu
Putra Tenis Meja Dies UGM tahun 2004
8.10 besar lomba
minat baca kabupaten Sleman tahun 2004
9.10 besar lomba
minat baca kabupaten Sleman tahun 2005
10.Peringkat 4
Beregu putra tenis meja Dies UGM 2006
11.Peringkat 4
Beregu putra tenis meja Dies UGM 2008
12. Bagian dari
Unit Kerja Berprestasi dan Terinovatif di Lingkungan FISIPOL UGM, 2009
13. Tenaga
Adminstrasi Berprestasi UGM tahun 2009 di Bidang TI untuk kegiatan Promosi dan
Publikasi
14. Peringkat 2
Pemilihan Pustakawan Teladan UGM Tahun 2001
KETRAMPILAN
1.MS OFFICE,
2.Aplikasi Desain Grafis Corel Draw dan Photoshop
3.Membangun catalog online dan aplikasi perpustakaan digital berbasis web
4.Aplikasi Software Perpustakaan: CDS/ISIS, WINISIS, OpenBiblio, GDL, Senayan
5.Membangun otomasi perpustakaan
6. Web Desain
7.Menulis (Terutama Bidang Perpustakaan)
KURSUS DAN PELATIHAN
1.Peserta Kursus Operator Komputer
2. Peserta Diklat dasar-dasar jurnalistik Bulaksumur Pos
3. Peserta Diklat dasar-dasar jurnalistik “LINE”
4. Peserta Training pembuatan website dengan FrontPage 2000, 15-22 Juli 2001
5. Peserta Latihan Kepemimpinan Mahasiswa FISIPOL UGM, 16 Februari 2002
6. Peserta Workshop merakit komputer 3 Mei 2002
7. Peserta Kursus Bahasa Inggris, Puri Bahasa 2004
8. Peserta
Pelatihan Katalog Induk dan Otomasi Perpustakaan, UPT Perpustakaan UGM tanggal
23 – 25 Agustus 2004
9. Peserta
Pelatihan pembentukan perilaku kerja Staf Administrasi dalam mendukung UGM
sebagai BHMN, FISIPOL UGM tanggal 25-28 Agustus 2004
10. Peserta
Pelatihan Perpustakaan Digital, UPT Perpustakaan UGM tanggal 20-21
Oktober 2004
11. Peserta Kursus
Web Master, 14 Desember 2004 – 05 Januari 2005 di GLC UGM
12. Peserta Kursus
LAN dan Wifi, 17 Mei – 09 Juni 2005 di Fasnet UGM
13. Peserta Kursus
Teknisi Komputer, 10 – 24 Agustus 2005 di Fasnet UGM
14. Pemateri
Pelatihan Manajemen Perpustakaan Sekolah Program ASKADOL (Ayo Dolanan Karo
Sekolah ), 22 – 23 Desember 2007
15. Pemateri
Praktikum Pembekalan IT Kompetitif Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi UIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta 18 November 2007 – 20 Januari 2008
16. Pemateri
Praktikum Pembekalan IT Kompetitif Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi UIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta 13 September 2008 – 31 Januari 2009
18. Pemateri
Pelatihan OpenBiblio bagi Pengelola Pondok Pesantren, Kerjasama UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta dengan Departemen Agaman, 6-8 Februari 2008
19. Pemateri
Pelatihan E-Library Management di Perpustakaan UGM 26-27 Agustus 2008
20. Pemateri
Pelatihan Informasi, Dokumentasi dan Perpustakaan, Perpustakaan UGM 20 Oktober
– 14 Novermber 2009
21. Pemateri
Pengelolaan Koleksi Audio Visual bagi Pengelola Perpustakaan Universitas
Trunojoyo di Perpustakaa UGM 26 Agustus 2008
22. Pemateri
pelatihan otomasi perpustakaan sekolah dengan software Athenaeum di SD Negeri 1
Brajan Wonokromo Pleret Bantul, 5
November 2008
23. Pemateri pelatihan
otomasi perpustakaan sekolah dengan software Senayan di SMP Negeri 1 Pleret
Wonokromo Bantul, 5 s.d 6 November 2008
24. Pemateri pada Pelatihan Pengelolaan
Perpustakaan Sekolah se Kabupaten Magelang, 18 Desember 2008.
25. Peserta
Workshop Nasional Implementasi Otomasi Perpustakaan Berbasis Senayan Library
Software, Hotel Sofyan Cikini, Jakarta, 5-8 Maret 2009
26. Pemateri
Pelatihan Otomasi Perpustakaan Menggunakan Software Senayan di Taman Bacaan
Rakyat Balai Pustaka Jakarta, 2 Mei 2009
27. Fasilitator
Pelatihan Membangun Database Indeks Artikel di Perpustakaan Fakultas Geografi
UGM, Mei 2009
28. Pemateri
Workshop Digital Aset Management untuk Perpustakaan, Wisma MM UGM 30 Mei 2009
29. Pemateri
Pelatihan Pemanfaatan Program OpenBiblio untuk Otomasi Perpustakaan dan
Pengelolaan Data Kasus di LSM Sehabat Perempuan, Magelang 31 Mei 2009
30. Pemateri
Workshop Otomasi Perpustakaan Berbasis Senayan Software Dari Pustakawan untuk
Pustakawan yang di selenggarakan Perpustakaan FISIPOL UGM 18-19 Juli 2009
31. Pemateri
Workshop Desain dan Manajemen Layanan Perpustakaan Berbasis Web 2.0, Wisma MM
UGM 8 Agustus 2009
Karya
Tulis
1.Mewujudkan
Perpustakaan Berkualitas Melalui Free Open Source Software, dimuat pada
Gagasan: Majalah Komunikasi dan Informatika, Vol. 14. No. 1/April 2008
2.Komputerisasi
Perpustakaan dengan Murah, Dimuat pada harian Kompas Edisi Jateng dan DIY
tanggal 11 Juni 2008
3.Evaluasi Sistem
Informasi Perpustakaan Berbasis Opensource: sebuah kajian awal, bersama Arif
Surachman dan Purwoko, dimuat di jurnal Fihris Vol. I. No. 1 2007.
4.Evaluasi
OpenBiblio sebagai Perangkat Lunak Otomasi Perpustakaan Berbasis Open Source,
Dimat di Jurnal Fihris Vol. II. No. 2. 2007
5. Panduan
Pemustaka FISIPOL UGM, Disampaikan pada Pendidikan Pemakai Perpustakaan untuk
Mahasiswa Baru Tahun 2007
6.Perpustakaan dan
Predikat Kota Yogyakarta sebagai Kota Pelajar, Dimuat Harian Bernas
7.Pustakawan
Sebagai Investor, Dimuat di Buletin Perpustakaan UII
8.Manajemen Konflik
Perpustakaan, Dimuat di Buletin Perpustakaan Perpustakaan UII.
9. Athaneum Light
Mendigitalisasi Perpustakaan, Dimuat pada Harian Suara Merdeka 22
Desember 2008
10. Perangkat Lunak
Gratis: Awal Kebangkitan Perpustakaan di Tanah Air, Diterbitkan dalam buku
Perpustakaan dan Kebangkitan Nasional. Yogyakarta; Lembaga Pemberdayaan
Perpustakaan dan Informasi, 2008.
11. Modul
Membangun Otomasi Perpustakaan Dengan OpenBiblio disampaikan pada Pelatihan
Informasi, Dokumentasi dan Perpustakaan, Perpustakaan UGM 20 Oktober – 14
Novermber 2008
12. Aplikasi
Berbasis Content Managementsistem (CMS) dan Manfaatnya bagi Dunia Perpustakaan,
Dimuat di Jurnal Fihris Vol. III No. 2 2008
13. Hubungan dan
Manfaatanya Bagi Perpustakaan, Dimuat di Unilib Jurnal Ilmu Perpustakaan Vol. 1
No. 1 2008
14. Apa Kabar
Buku Sekolah Elektronik? dipublikasikan
melalui web http://heri_abi.staff.ugm.ac.id
15. Perpustakaan
dan Pelanggaran Hak Cipta, Dipublikasikan
Melalui Web http://heri_abi.staff.ugm.ac.id
16. Buku Pelajaran , Antara Fungsi Bisnis dan Sarana
Belajar, Dipublikasikan Melalui Web http://heri_abi.staff.ugm.ac.id
17.
Senayan: Perangkat Lunak Perpustakaan
Modern, Dipublikasikan Melalui Web http://heri_abi.staff.ugm.ac.id
18.
Sosiologi
Informasi: Suatu Kajian Tentang Dinamika Informasi dan Dampaknya bagi
Masyarakat, Dipublikasikan Melalui Web http://heri_abi.staff.ugm.ac.id
19.
Optimalisasi
Layanan Perpustakaan Nasional: Suatu Bentuk Akuntabilitas Publik,
Dipublikasikan Melalui Web http://heri_abi.staff.ugm.ac.id
20.
Perpustakaan
Sekolah Sarana Peningkatan Minat Baca, Dipublikasikan Melalui Web http://heri_abi.staff.ugm.ac.id,
http://ilmuperpustakaan.com, http:// yuvitaeka.blogspot.com,
21.
Swadaya
Masyarakat Membangun Perpustakaan, Dipublikasikan Melalui Web http://heri_abi.staff.ugm.ac.id
22.
Ketika
Membaca Menjadi Kebutuhan, Dipublikasikan Melalui Web http://heri_abi.staff.ugm.ac.id
[1] Staf UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta, e-mail: chobish@yahoo.com, blog: www.chobish.wordpress.com ; HP
081392156396
[2] Masyarakat atau pengguna
perpustakaan selanjutnya disebut dengan pemustaka, sesuai dengan definisi
pengguna perpustakaan yang disebutkan dalam Undang-Undang Perpustakaan.
[3] Koleksi referensi dapat juga disebut sebagai buku acuan atau rujukan.
Jenis koleksi ini terdiri dari kamus, ensiklopedi, direktori, buku pegangan
(handbook), indeks, bibliograi dan terbitan pemeritah.
0 Kommentare on Makalah Manajemen Perpustakaan :
Silahkan berkomentar yang baik dan Jangan Spam !