Contoh Laporan KKL - PKL di Jakarta
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Jurusan Bahasa dan sastra Indonesia
Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Semarang
2010
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . i
DAFTAR
ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . .ii
BAB
I PEMBUKA
1.1 Latar Belakang . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
1.2 Tujuan
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . .2
1.3 Manfaat . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .2
1.4 Waktu
dan Tempat Pelaksanaan . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
1.5 Objek KKL . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .3
BAB
II HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1
Kunjungan Studi ke Studiklub Teater Bandung (STB) . . . . . . . . . . 4
2.2
Kunjungan Studi ke Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) . . . .10
2.3
Kunjungan Studi ke Puspendik . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . 12
2.4 Kunjungan
Wisata ke Cibaduyut . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 13
2.5 Kunjungan
Wisata ke Gelanggang Samudera . . . . . . . . . . . . . . . . 13
2.6
Kunjungan Wisata ke Dufan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . .14
BAB
III PENUTUP
3.1 Simpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .16
3.2 Saran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .16
LAMPIRAN
Lampiran
1: Artikel Bagus Hanni Pradana . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . 17
Lampiran
2: Artikel Pranoto Utomo. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. 25
Lampiran
3: Artikel Yanuaris Fernanda . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
.30
Lampiran
4: Artikel Annisa Citra Sparina . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
34
Lampiran
5: Artikel Wigharing Tyas . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. 37
Lampiran
6: Urutan Keaktifan Anggota Kelompok . . . . . . . . . . . . . . . . . 40
BAB I
PEMBUKA
1.1 Latar Belakang
Pengetahuan akan
masalah yang dihadapi oleh masyarakat dalam pembangunan dewasa ini merupakan
hal yang penting untuk dijadikan suatu pembekalan bagi mahasiswa khususnya
masalah lapangan pekerjaan yang lambat laun semakin sempit. Di satu sisi,
setiap tahun jumlah lulusan sarjana
maupun diploma semakin bertambah dan sulit tertampung di bidang-bidang usaha.
Sehingga pembekalan ini dapat dijadikan pembelajaran penanggulangan
masalah-masalah tersebut baik secara pragmatis maupun secara interdisipliner.
Pada era globalisasi
dan pasar bebas ini kompetisi dalam setiap bidang semakin ketat, termasuk dalam
bidang lapangan pekerjaan. Persaingan terbuka dengan berbagai negara di dunia
sudah tidak dapat dihindari lagi. Hal ini mengakibatkan tiap individu dituntut
untuk mampu bersaing dan mengimbangi setiap kemajuan yang sesuai dengan
tuntutan zaman. Penguasaan bahasa universal dan komunikasi yang baik serta
pengetahuan mengenai segala informasi merupakan faktor penting yang sangat
berpengaruh pada kemampuan individu untuk mampu bersaing. Fakultas Bahasa dan
seni Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia diharapkan memiliki mahasiswa calon
tenaga kerja yang profesional di bidang kependidikan serta teknologi komunikasi
dan informasi serta mampu menjawab
tantangan zaman, mampu bersaing baik secara domestik maupun internasional.
Sebagai calon sarjana
Pendidikan Bahasa Indonesia kita sangat membutuhkan pengetahuan yang lebih
mendalam serta pembekalan yang nyata mengenai kemajuan suatu lingkungan usaha
dan persaingan di dunia usaha serta permasalahan-permasalahan yang ada di
dalamnya. Latar belakang itulah yang mendasari
kami mahasiswa S1 Pendidikan Bahasa Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni
Unnes angkatan 2008 mengadakan Kuliah Kerja Lapangan dan Studi Banding di
Jakarta dan Bandung. Harapan kami kegiatan ini sangat bermanfaat bagi kemajuan
jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni Unnes.
1.2 Tujuan
a. Memberikan
bekal nyata kepada mahasiswa agar lebih
menghayati masalah yang sangat komplek yang dihadapi oleh lulusan sarjana dalam
masalah ketenagakerjaan dan hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan di
lingkungan kependidikan
b. Memberikan
bekal nyata kepada mahasiswa tentang lingkungan pendidikan dan
permasalahan-permasalahan yang ada didalamnya serta belajar bagaimana menjadi
tenaga kerja di bidang pendidikan yang baik dan jujur.
c. Memberikan
kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar dan terjun langsung dalam diskusi
ilmiah mengenai bagaimana lembaga penilaian pendidikan melakukan kerjanya dalam menjaga mutu pendidikan di
Indonesia.
d. Memberikan
kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar bagaimana suatu pentas teater
dilaksanakan sehingga kebudayaan Indonesia dapat diwariskan ke anak bangsa. Hal
ini bertujuan agar menjadi innovator, motivator dan problem solver dalam
menyikapi setiap permasalahan baik dalam masyarakat ataupun lingkungan.
1.3 Manfaat
a. Mahasiswa
mendapatkan bekal nyata agar lebih
menghayati masalah yang sangat komplek yang dihadapi oleh lulusan sarjana dalam
masalah ketenagakerjaan dan hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan di
lingkungan kependidikan
b. Mahasiswa
mendapatkan bekal nyata tentang lingkungan pendidikan dan
permasalahan-permasalahan yang ada didalamnya serta belajar bagaimana menjadi
tenaga kerja di bidang pendidikan yang baik dan jujur.
c. Mahasiswa
dapat belajar dan terjun langsung dalam diskusi ilmiah mengenai bagaimana
lembaga penilaian pendidikan melakukan
kerjanya dalam menjaga mutu pendidikan di Indonesia.
d. Mahasiswa
dapat mengetahui bagaimana perkembangan suatu teater di daerah lain.
1.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Kegiatan Kuliah Kerja
Lapangan Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Semarang dilaksanakan pada:
hari, tanggal keberangkatan : Senin, 02
Agustus 2010
hari, tanggal kedatangan :
Kamis, 05 Agustus 2010
1.5 Objek KKL
Adapun
tempat pelaksanaan KKL adalah Bandung dan Jakarta. Objek studi di bandung
meliputi Gedung Keseniana Rumangkang Siang STB (Studiklub Teater Bandung),
Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), dan Cibaduyut sebagai objek wisatanya.
Sedangkan objek studi di Jakarta adalah Puspendik (Pusat Penilaian Pendidikan),
serta objek wisatanya adalah Gelanggang Samudra dan Dunia Fantasi.
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1 Kunjungan Studi ke Studiklub
Teater Bandung (STB)
Studiklub
Teater Bandung (STB) merupakan kelompok teater modern tertua di Indonesia. Jim
Adhilimas dan Suyatna Anirun adalah dua tokoh penting di balik berdirinya STB
pada tanggal 30 Oktober 1958. Alasan utama yang patut dikedepankan untuk
menilai khalayak (Bandung) yang menganggap STB sebagai kelompok teater tertua
adalah fakta bahwa STB merupakan organisasi teater modern yang mula-mula
menghasilkan pencapaian-pencapaian artistik teater yang mumpuni dengan segenap
idealisme dan profesionalisme kerja teater mereka, dan terus berkesinambungan,
bahkan sampai saat ini pada usianya yang hampir 52 tahun. Dan semua pencapaian
itu diraih dalam konteks penikmatan teater sebagai ajang klangenan (pemuas
rasa batin untuk kesenangan/pemuliaan kebutuhan rohaniah semata-mata) para
pelaku dan anggota-anggotanya.
STB
muncul dari gumpalan rasa cinta dan senang yang begitu besar dari para
anggotanya terhadap seni teater; sebuah kecintaan yang membuahkan semangat
pengabdian tanpa pamrih untuk terus berkarya dalam situasi sesulit apa pun. Hal
tersebut menjadi kekuatan yang memungkinkan STB bisa terus mempertahankan
prinsip-prinsip penciptaan teater mereka hingga saat ini. Sebuah perjalanan
kreativitas yang tak tertandingi bahkan oleh kelompok-kelompok teater yang
muncul kemudian.
Kepeloporan
STB dimulai pada saat ‘demam teater’ tahun 1950-an begitu membahana di berbagai
kota besar di Indonesia. Ledakan seni teater yang sayangnya terlampau banyak
melahirkan produksi-produksi teater yang asal menghibur, permukaan (tidak
mendalam), dan sangat amatiran, karena rata-rata senimannya tidak hendak
menggeluti dunia teater dengan sungguh-sungguh. Namun, sejak awal berdirinya,
STB adalah murni pengabdi estetika teater yang tak pernah tergoda untuk
melacurkan keseniannya menjadi alat pemuas kebutuhan fisik (jasmaniah) dan
mengubah orientasi keseniannya ke arah yang dipenuhi pernak-pernik materi. STB
merupakan organisasi teater pertama yang dikelola oleh orang-orang yang menguasai
dan benar-benar fasih tentang tata drama, sastra, filsafat, dan prinsip-prinsip
pemanggungan teater modern sebagaimana sumber-sumber aslinya, untuk kemudian
diterjemahkan ke atas pentas dengan pola-pola kajian dan pendekatan dramaturgi
yang total, juga karena mereka menguasai benar aspek-aspek praktiknya. Atas
kesungguhan dan idealisme mereka dalam menyelami seni drama, seni akting, dan
seni teater (pertunjukan) secara mendalam itulah mereka benar-benar bisa
dianggap telah menciptakan tradisi teater modern yang baru pada jamannya, tanpa
terpengaruh oleh kondisi maupun pendekatan-pendekatan kerja kreatif
kelompok-kelompok teater saat itu. Yang sangat jelas dan sangat fundamental
pada (peran) STB adalah upayanya untuk terus menciptakan generasi teater (di kota
Bandung) yang berlapis-lapis dan tak putus-putus, melalui program Pelatihan
Dasar Seni Peran, atau dikenal juga dengan istilah Acting Course, yang
pertama kali diberlangsungkan pada tahun 1959, dan terus berlanjut hampir
setiap tahun hingga saat ini. Hal yang selalu dikatakan mendiang Suyatna Anirun
semasa hidupnya, Acting Course STB bukan wahana untuk menjadikan
seseorang sebagai aktor secara mendadak dalam 1 atau 2 bulan kursus, dengan 3
kali pertemuan dalam seminggu. Pelatihan itu lebih merupakan daya penyengat
pertama untuk meyakinkan para pesertanya bahwa dunia seni akting itu unik,
menarik, tapi tidak mudah. Maka orang harus bekerja keras untuk bisa
menguasainya, dengan mempertaruhkan waktu seluruh hidupnya.
Acting
Course STB menjadi titik awal bagi penumbuhan minat dan
bakat para peserta untuk terus menggeluti seni peran. Dari belasan atau puluhan
peserta dalam tiap angkatan, tentu tidak semua peserta kemudian terus tertarik
dan bersungguh-sungguh menggeluti dunia akting atau teater. Acting Course
diperuntukkan bagi peserta secara umum, yang setidaknya telah lulus dari
pendidikan lanjutan atas. Maka tidak heran jika pesertanya kebanyakan adalah
mahasiswa berbagai perguruan tinggi, baik dari Bandung maupun dari luar kota.
Tak terkecuali juga mahasiswa-mahasiswa jurusan teater perguruan tinggi seni.
Selain mahasiswa biasanya ada juga peserta dari kalangan pegawai pemerintah,
maupun swasta, yang tujuannya lebih untuk mendapatkan pendidikan karakter guna
menambah kepercayaan diri. Juga peserta dari sanggar-sanggar atau perkumpulan
teater. Materi kursus yang diajarkan cukup menjanjikan dan menjadi tantangan
tersendiri. Materi olah tubuh, olah sukma, olah vokal, diberikan sebagai
jembatan untuk menguasai materi utama: pemeranan (biasanya pemeranan dengan pendekatan
metode Stanislavskian). Materi-materi penunjang teoritik, seperti psikologi
peran, pengetahuan jenis drama (tragedi, komedi, tragikomedi, dan melodrama),
gaya atau aliran drama (dari realisme hingga absurd), sejarah teater,
pengetahuan tata pentas, dasar-dasar seni rupa, juga diberikan pada peserta.
Materi penunjang praktik berupa dasar-dasar ballet, dasar-dasar tari Jawa,
dasar-dasar seni bela diri tradisional, senam irama dan aerobik, dan lain-lain,
yang sangat penting untuk pembentukan sikap-sikap dasar gestur tubuh.
Para
pengajar dan instrukturnya terdiri dari senior-senior STB yang menguasai
bidangnya masing-masing. Semasa hidup Suyatna Anirun, materi utama pemeranan
selalu berada di bawah kontrolnya, yang begitu setia memerhatikan dan menyentuh
satu per satu pesertanya dengan sabar dan penuh pengertian. Kontrol juga
diarahkan pada semua intsrukturnya, agar tidak melenceng dari benang merah
kursus yang telah digariskan. Di akhir kursus peserta harus menempuh ujian,
baik praktik maupun teori, plus ujian utama di mana peserta dibagi dalam
beberapa kelompok kecil untuk memainkan penggalan dari sebuah lakon tertentu
yang disiapkan panitia. Mereka mulai mencoba berperan dalam arti yang
sebenarnya. Pada saat itulah hasil dan pencapaian kursus akan terlihat.
Termasuk mana yang berbakat dan tidak, yang bekerja keras dan tidak. Peserta
dinyatakan lulus mengikuti kursus kalau bisa mengumpulkan standar nilai
tertentu, akumulasi dari semua materi pembelajaran. Biasanya tidak semua
peserta lulus. Ijazah bagi yang tidak lulus biasanya hanya dicantumkan
keterangan ‘pernah mengikuti’.
Kendati
tidak semua pelaku maupun kelompok teater penting di kota Bandung merupakan
‘anak kandung’ STB, tapi satu hal tak dapat ditegasi oleh siapapun bahwa
gemuruh pertumbuhan dan kehidupan teater di kota Bandung tidak bisa dipisahkan
dari kepeloporan STB dalam menegakkan tiang pancang teater Bandung yang amat
kokoh. Rata-rata seniman teater Bandung, baik dari lapis generasi tua hingga
generasi terkini, mempelajari dengan baik dasar-dasar seni teater yang benar,
sebagaimana yang pernah dicontohkan dengan baik oleh STB, terutama melalui
personalitas dan kualitas artistik Suyatna Anirun, yang kerap dianggap sebagai
‘empu teater’ oleh masyarakat teater Bandung. Bahkan mereka yang tidak sempat
langsung bersentuhan dengan STB dan atau Suyatna Anirun, sedikit banyak tentu
akan pula merasakan pengaruh itu.
STB
mampu bertahan hidup dan terus melangsungkan perjalanan artistiknya hingga kini
selepas ‘sang empu’ berpulang, tak lain karena roda organisasi bergulir di
bawah sebongkah visi organisasi yang impresif. Dalam catatan-catatan harian
Suyatna, yang lantas dibukukan dalam buku yang menyerupai sebuah biografi
kesenimanannya, Kiprah: Suyatna Anirun dalam Kenangan (2004), terdapat
intisari visi STB. Bahwa STB didirikan untuk mengembangkan seni teater dalam
arti yang dalam dan luas, meliputi studi teoritik dan praktik, yang mesti
dijalankan dengan sungguh-sungguh, dalam semangat kebersamaan dan gotong-royong
(ensemble). Juga untuk mengadakan hubungan dengan siapa pun selama tidak
merugikan organisasi.
Bukan
hanya visi organisasi, STB juga memiliki falsafah seninya sendiri, yang
sekaligus juga menjadi landasan moral-spiritual bagi kiprah seniman kelompok
itu. Falsafah tersebut identik dengan prinsip kredotik kesenimanan Suyatna
Anirun yang terkenal: “memanusiakan ide-ide”. Arti harfiahnya bisa diserap
dengan mudah dari salah-satu dari dua kitab yang sangat penting dari perjalanan
kesenimanan Suyatna Anirun: Menjadi Aktor (1998) dan Menjadi
Sutradara (2002). Bahwa teater bukan hanya musik, bukan hanya sastra, bukan
hanya filsafat, arsitektur dan seni rupa. Bukan hanya laku, bukan pula hanya
peristiwa dramatik (happening), tetapi secara khusus ia adalah denyut
kehidupan itu sendiri. Kehidupan yang berdarah daging, begelora dan
bercita-cita. Ia nyata, karena pengusung utamanya adalah tubuh dan sukma
manusia yang bersatu menyalakan suatu semangat. Teater adalah hakikat kekuatan
manusia, bukan teknologi atau ide-ide semata. Segudang ide belum menjadi karya
kalau ia belum dimanusiakan di atas pentas. Seperti lukisan, nilai itu harus
terungkap pada kanvas. Ide-ide yang dijajakan oleh sutradara dan kelompoknya di
atas pentas akan kehilangan makna jika tidak lahir menjadi peristiwa teater.
Proses pemanusiaan merupakan upaya untuk memupus jarak antara beragam karakter
manusia, dari latar belakang yang berbeda-beda, melalui proses latihan dan
persiapan pertunjukan.
STB
lebih merupakan wadah atau wahana tempat orang saling memberi dan menerima
beragam pengetahuan dan pengalaman mengenai dunia teater dan kebudayaan
khususnya, dan umumnya sebagai sarana untuk pengkajian persoalan-persoalan
kemanusiaan, sesuai namanya ‘studiklub’. Tanpa harus mengikat orang-orang
dengan sistem keanggotaan formal yang seringkali malah terasa kaku dan
mengganggu. Satu-satunya ikatan yang ada hanyalah perikatan moral untuk
sama-sama memiliki STB sebagai keluarga besar yang terus tumbuh.
STB
adalah tempat pertemuan kemanusiaan dari orang-orang yang datang dan pergi.
Seperti padepokan atau perguruan atau pesantren. STB merupakan tempat orang
mengaji ilmu. Maka di dalamnya sudah barang tentu tidak mengandung hal ihwal
yang berkaitan dengan urusan jual-beli demi keuntungan duniawi. Yang ada adalah
semangat untuk menyampaikan risalah, untuk melihat sisi terdalam dari
coreng-moreng kemanusiaan. Orang-orang STB banyak yang direkrut ke dalam
institusi seni; dari redaktur/wartawan seni, birokrat seni, karyawan seni,
hingga pengajar-pengajar seni. Misalnya: Suyatna Anirun sendiri menjadi
Redaktur Seni-Budaya Pikiran Rakyat selain Dosen Teater di STSI Bandung
dan IKJ, Jim Adhilimas sebagai aktor profesional untuk teater dan film di
Perancis, Sutardjo A. Wiramihardja sebagai Guru Besar Psikologi Universitas
Padjadjaran, Saini KM sebagai Guru Besar Seni-Budaya di STSI Bandung selain
mantan Direktur Direktorat Kesenian Dirjen Kebudayaan RI, Mohamad Sunjaya
sebagai senior broadcaster radio di Bandung, Koswara Soemaamidjadja
sebagai Senior Broadcaster radio BBC di Australia, Sugiyati SA sebagai
staf inti Departemen Pekerjaan Umum di Bandung, Yayat Hendayana mantan Wartawan
Senior Pikiran Rakyat/mantan Ketua PWI Jawa Barat kini kepala Gedung
Kesenian Rumentang Siang. Tjetje Raksa Muhamad. Eka Gandara WK, Yoyo C.
Durachman, Arthur S. Nalan, Sis Triaji, Rachman Sabur, Joko Kurnain, Iman
Soleh, Retno Dwimarwati, Nandi Rifandi, Rusman Nurdin, Fathul A. Husein, dan
Yani Mae, adalah sederet nama aktivis STB dalam lapis-lapis generasi yang lebih
muda yang kini menjadi staf pengajar di Jurusan Teater STSI Bandung. Sekedar
menyebut beberapa nama.
2.2 Kunjungan Studi ke Universitas
Pendidikan Indonesia (UPI)
Jurusan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia menaungi dua program studi yaitu Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Program Studi Bahasa dan Sastra
Indonesia (nonpendidikan) Kedua program studi ini satu sama lain memiliki arah
pengembangan yang berbeda. Program studi pendidikan mengembangkan disiplin ilmu
kependidikan, dan program studi nonpendidikan mengembangkan pendidikan disiplin
ilmu. Sesuai dengan struktur kurikulum, program studi pendidikan
membekali mahasiswa dengan mata kuliah dasar keahlian profesi keguruan, mata
kuliah keahlian dan mata kuliah keahlian lainnya. Program studi nonpendidikan membekali
mahasiswa dengan mata kuliah disiplin ilmu sastra. Dengan demikian, lulusan
program studi pendidikan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) dan
program studi pendidikan memperoleh gelar Sarjana Sastra (S.S.). Penerimaan
mahasiswa dilakukan melalui Jalur SNMPTN, PMDK, Kerja sama, UM-UPI, dan
Lanjutan.
Tujuan
penyelenggaraan Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia salah satu di
antaranya adalah mendidik mahasiswa calon tenaga kependidikan yang profesional
dan berkelayakan dalam bidang studi bahasa dan sastra Indonesia sehingga dengan
kemmapuan yang dimilikinya itu, mereka dapat berkiprah dalam pembangunan
negara. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan tersebut, Prodi Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia memberikan dorongan dan peluang kepada para mahasiswa
untuk menimba pengalaman melalui aktivitas akademik dan organisasi
kemahasiswaan.
Para
mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia banyak terlibat dalam
berbagai aktivitas kemahasiswaan, penelitian, pengabdian pada masyarakat, minat
bakat, keagamaan, kesenian dan lain-lain yang berkaitan dengan pengembangan dan
pembinaan kesadaran mereka dalam memanfaatkan ilmu, teknologi, seni, dan agama
bagi masyarakat, sehingga mereka terdorong untuk menerapkannya dalam
pembangunan masyarakat (Pedoman Akademik UPI, 2005:56). Keikutsertaan para
mahasiswa dilakukan dalam bentuk penelitian dengan para dosen, pengembangan
media pembelajaran, pengembangan program-program kerjasama dengan penerbit,
tutorial mahasiswa, pengabdian pada masyarakat dan lain-lain. Posisi mahasiswa
dalam kegiatan komisi-komisi tersebut pada umumnya sebagai tenaga pembantu atau
tenaga pelaksana. Berbagai macam kegiatan kemahasiswaan, khususnya dalam
tataran jurusan, dikoordinasikan langsung oleh Himpunan Mahasiswa Bahasa dan Sastra
Indonesia (HIMA SATRASIA) yang dipimpin oleh seorang ketua dibantu oleh seorang
sekretaris umum, dua orang bendahara, dan tiga orang ketua bidang. Ketua Bidang
yang terdapat di HIMA membawahi beberapa subbidang yang secara khusus berperan
dalam menjalankan dan mengkoordinasikan program kerja HIMA.
Sebagai
sebuah unit kerja yang bergerak dalam upaya mempersiapkan tenaga pendidik
bahasa Indonesia, Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia telah
bekerjasama dengan sejumlah lembaga lain yang relevan, misalnya dengan:
a. MGMP:
Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia UPI aktif berkoordinasi dengan kelompok MGMP
bahasa Indonesia di sekolah menengah di Bandung dan Jawa Barat. Beberapa dosen
aktif menjadi narasumber bagi kelompok ini. Kerjasama juga dilakukan dengan cara
mengundang perwakilan dari MGMP untuk bersama-sama mengadakan seminar dan
pelatihan untuk para guru sekolah menengah.
b. SLB
Jatis Hurip: Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia aktif melakukan
kemitraan dengan SLB ini dalam rangka pengembangan metode Linguistik Klinis
dalam terapi anak-anak autis. Kemitraan yang dijalin selama ini sudah memasuki
tahun ke-2 dan dalam segi pendanaan dibantu oleh Dirjen Dikti melalui proses
hibah kemitraan bersaing.
c.
Masyarakat Linguistik Indonesia: Prodi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia menjalin kemitraan dengan organisasi ini
dalam rangka pengembangan penelitian bahasa. Kerjasama ini ditandai dengan
banyaknya dosen Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang menjadi
anggota dan pengurus dalam organisasi ini.
2.3 Kunjungan Studi ke Puspendik
Pusat Penilaian
Pendidikan atau Puspendik ialah sebuah lembaga negara yang berada di bawah
Kementerian Pendidikan Nasional bidang Pengembangan dan Penelitian yang
berperan sebagai lembaga yang mengatur garis-garis besar evaluasi pendidikan di
Indonesia dengan tujuan utama ialah peningkatan mutu pendidikan.
Visi lembaga ini ialah
menjadi lembaga tingkat nasional yang profesional di bidang penilaian
pendidikan. Dengan misinya ialah mengembangkan dan menyelenggarakan sistem
penilaian pendidikan dalam rangka pengawasan dan pengendalian mutu pendidikan,
serta mengembangkan instrumen, mekanisme, dan mengembangkan penilaian
berkualitas untuk menghasilkan pendidikan yang bermutu.
2.4 Kunjungan Wisata ke Cibaduyut
Cibaduyut
adalah nama tempat di Bandung yang sangat terkenal dengan pengrajin sepatunya.
Sepatu cibaduyut sangat terkenal sampai ke luar kota, karena disana anda dapat
mendapatkan sepau kualitas bagus dengan harga miring. Kualitasnya tak kalah
dengan yang ada di mall-mall. bahkan biasa pedagang-pedagang toko di mall
membeli sepatu di Cibaduyut, lalu memasangkan merek toko masing-masing.
Pusat
sepatu Cibaduyut di Bandung telah ada sejak dulu, dan dinobatkan sebagai pasar
penjual sepatu terpanjang di dunia. Para pengrajin lokal saling berkreasi untuk
membuat model-model yang tak ketinggalan zaman.
2.5 Kunjungan Wisata ke Gelanggang
Samudera
Gelanggang
Samudra Ancol merupakan sebuah oseanarium. Oseanarium merupakan taman mamalia
laut dan mahluk laut lainnya. Selain menikmati rekreasi bersama keluarga, di
sini pengunjung akan mendapatkan berbagai pengetahuan yang menarik mengenai
mamalia laut seperti lumba-lumba, paus, singa laut, dan binatang laut lainnya.
Gelanggang Samudra Ancol juga menjadi sarana konservasi satwa laut.
Ada
4 wahana utama yang terdapat di Gelanggang Samudra, Ancol. Pertama, adalah
wahana pertunjukan Aneka Satwa, wahana pertunjukan Singa Laut, wahana
pertunjukan Lumba-Lumba dan Paus Putih, serta wahana Sinema 4D.
Gelanggang
Samudra Ancol dapat menjadi tempat rekreasi yang mendidik. Selain dapat
mengenalkan berbagai satwa pada anak, terdapat akuarium air tawar yang
menampilkan berbagai ikan air tawar yang berada di sungai baik di Indonesia
maupun luar negeri. Pengunjung juga dapat mengunjungi akuarium air laut yang
akan menyajikan berbagai ikan air laut yang lucu dan unik atau area wisata
belajar sebagai sarana belajar.
Selain
berbagai sarana edukasi, terdapat juga beberapa permainan menarik berupa wahana
ride seperti Kiddy Bumper Car yang disebut Laga Logon, Boto-boto yaitu
permainan miniatur pesawat yang berputar-putar untuk anak-anak, serta Ubur-ubur
yaitu ballon ride. Wahana permainan ini dapat menambah kesenangan berekreasi di
Gelanggang Samudra.
2.6 Kunjungan Wisata ke Dufan
Dufan
atau Dunia Fantasi merupakan tempat hiburan terbesar di Jakarta yang menarik.
Dunia Fantasi yang biasa disingkat Dufan yang terletak di kawasan Ancol Taman
Impian, Jakarta Utara, menjadi tempat tujuan rekreasi bagi warga Jakarta maupun
luar kota Jakarta, baik untuk keluarga atau kaum muda. Walaupun tempat ini
sudah tidak asing bagi warga Jakarta, tetapi ada banyak hal yang membuat
pengunjung tidak bosan untuk mengunjunginya lagi.Hal ini tidak mengherankan,
karena tempat wisata yang berlogo primata bekantan ini memiliki keunggulan
untuk menarik pengunjung.
Ada
banyak aneka permainan menarik dengan teknologi tinggi dan telah dijamin
keamanannya yang dapat dicoba. Pengunjung dapat mencoba memacu adrenalin dengan
mencoba permainan yang ada di Dufan.
Misalnya
Tornado, dimana saat Anda berada di ketinggian tertentu, tubuh pengunjung akan
diputar selama berkali-kali dengan kecepatan tinggi. Atau Kora-Kora, dengan
menyerupai perahu besar, pengunjung akan diayun sampai posisi hampir 90 derajat
sehingga tubuh hampir tegak lurus dengan tanah. Halilintar juga akan memacu
adrenalin, dengan menaiki kereta 6 gerbong, kereta ini akan berjalan dengan
kecepatan yang sangat tinggi, lalu menikung dengan cepat dan puncaknya akan
berputar dengan posisi menghadap ke tanah. Power Surge atau Kicir-Kicir wajib
dicoba, permainan yang akan mengangkat kursi, memutar-mutar dan akan
membolak-balik tubuh pengunjung.
Untuk
menikmati tontonan simulator, ada teater simulator Turbo Tour dengan kursi yang
dapat bergerak-gerak sehingga membuat pengunjung seolah-olah ikut merasakan apa yang ada di film. Agar
tidak bosan, pihak pengelola secara periodik mengganti film yang akan ditonton.
Tontonan ini meski singkat namun cukup menegangkan dan membuat petualangan pengunjung
di Dufan semakin menarik.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Sebagai calon sarjana
Pendidikan Bahasa Indonesia kita sangat membutuhkan pengetahuan yang lebih
mendalam serta pembekalan yang nyata mengenai kemajuan suatu lingkungan usaha
dan persaingan di dunia usaha serta permasalahan-permasalahan yang ada di dalamnya.
Latar belakang itulah yang mendasari
kami mahasiswa S1 Pendidikan Bahasa Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni
Unnes angkatan 2008 mengadakan Kuliah Kerja Lapangan dan Studi Banding di
Jakarta dan Bandung.
Kegiatan Kuliah Kerja
Lapangan Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Semarang dilaksanakan pada tanggal 2-5 Agustus 2010.
Adapun
tempat pelaksanaan KKL adalah Bandung dan Jakarta. Objek studi di bandung
meliputi Gedung Keseniana Rumangkang Siang STB (Studiklub Teater Bandung),
Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), dan Cibaduyut sebagai objek wisatanya.
Sedangkan objek studi di Jakarta adalah Puspendik (Pusat Penilaian Pendidikan),
serta objek wisatanya adalah Gelanggang Samudra dan Dunia Fantasi.
3.2 Saran
Hendaknya
pelaksanaan kegiatan Kuliah Kerja Lapangan benar-benar mengacu pada tujuan yang
ingin dicapai.
LAMPIRAN
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA dan SENI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia didirikan pada tanggal
20 Oktober 1954 di Bandung, diresmikan oleh Menteri Pendidikan Pengajaran Mr.
Muhammad Yamin. Semula bernama Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG),
didirikan dengan latar belakang sejarah pertumbuhan bangsa, yang menyadari
bahwa upaya mendidik dan mencerdaskan bangsa merupakan bagian penting dalam
mengisi kemerdekaan. Beberapa alasan didirikannya PTPG antara lain: Pertama,
setelah Indonesia mencapai kemerdekaannya, bangsa Indonesia sangat haus
pendidikan. Kedua, perlunya disiapkan guru yang bermutu dan bertaraf universitas
untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang akan merintis terwujudnya
masyarakat yang sejahtera.
Gedung utama UPI bermula dari puing sebuah villa yang
bernama Villa Isola, merupakan gedung bekas peninggalan masa sebelum Perang
Dunia II. (Pada masa perjuangan melawan penjajah, gedung ini pernah dijadikan
markas para pejuang kemerdekaan). Puing puing itu dibangun kembali dan kemudian
menjelma menjadi sebuah gedung bernama Bumi Siliwangi yang megah dengan gaya
arsitekturnya yang asli.
Di sinilah untuk pertama kalinya para pemuda mendapat
gemblengan pendidikan guru pada tingkat universitas, sebagai realisasi
Keputusan Menteri Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan Republik Indonesia
(Nomor 35742 tanggal 1 September 1954 tentang pendirian PTPG/Perguruan Tinggi
Pendidikan Guru).
Pada mulanya PTPG dipimpin oleh seorang Dekan yang
membawahi beberapa jurusan dan atau balai, yakni:
·
Ilmu Pendidikan
·
Ilmu Pendidikan Jasmani;
·
Bahasa dan Kesusastraan
Indonesia;
·
Bahasa dan Kesusastraan
Inggris;
·
Sejarah Budaya;
·
Pasti Alam;
·
Ekonomi dan Hukum Negara; dan
·
Balai Penelitian Pendidikan.
Sejalan dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan,
Pengajaran dan Kebudayaan No. 40718/S pada waktu itu, yang menyatakan bahwa
PTPG dapat berdiri sendiri menjadi perguruan tinggi atau perguruan tinggi dalam
universitas, maka seiring dengan berdirinya Universitas Padjadjaran (UNPAD),
pada tanggal 25 November 1958 PTPG diintegrasikan menjadi fakultas utama
Universitas Padjadjaran dengan nama Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP).
FAKULTAS
PENDIDIKAN BAHASA dan SENI
Tugas Pokok dan Fungsi
Tugas
pokok dan fungsi FPBS UPI adalah melakukan pembinaan sumber daya manusia dalam
disiplin ilmu kependidikan dan pendidikan disiplin ilmu bahasa, sastra, dan
seni untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas dan kompetitif, serta memiliki
kompetensi dalam dunia pendidikan, industri, dan wirausaha.
FPBS
UPI membina 10 jurusan dan 4 program studi. Kesepuluh jurusan tersebut adalah
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Pendidikan Bahasa
Daerah, Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman,
Jurusan Pendidikan Bahasa Arab, Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang, Jurusan
Pendidikan Bahasa Prancis, Jurusan Pendidikan Seni Rupa dan Kerajinan, Jurusan
Pendidikan Seni Tari, dan Jurusan Pendidikan Seni Musik. Sedangkan keempat
program studi tersebut adalah Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,
Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia, Prodi Pendidikan Bahasa Inggris, dan Prodi
Bahasa Inggris. Program Studi Nonkependidikan Bahasa dan Sastra Indonesia serta
Prodi Bahasa Inggris didirikan berdasarkan SK Dirjen Dikti Depdiknas Nomor
386/DIKTI/KEP/1999, tanggal 18 Agustus 1999 sebagai wujud perluasan peran (wider
mandate) FPBS UPI dalam dunia pendidikan.
Tujuan
Menyelenggarakan
pendidikan bagi calon tenaga kependidikan/ nonkependidikan dan meningkatkan
kualifikasi pendidikan pada berbagai jenis dan jenjang pendidikan, serta
program-program lain yang relevan.
Melaksanakan
penelitian dan pengkajian dalam rangka mengembangkan dan menerapkan ilmu bahasa
dan seni.
Melaksanakan
pengabdian kepada masyarakat sebagai bentuk kepedulian institusional terhadap
pembangunan pendidikan nasional dalam rangka mengaplikasikan hasil-hasil
pendidikan dan penelitian.
Menggalang
kerjasama dengan lembaga-lembaga lain, baik vertikal maupun horizontal, untuk
mengadakan upaya pembinaan program dan personil, dalam rangka mendukung program
internal FPBS sendiri dan lembaga lain yang terkait.
Jurusan dan Program Studi
Jurusan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia menaungi dua program studi yaitu Program Studi Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia dan Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia (nonpendidikan)
Kedua program studi ini satu sama lain memiliki arah pengembangan yang berbeda.
Program studi pendidikan mengembangkan disiplin ilmu kependidikan, dan program
studi nonpendidikan mengembangkan pendidikan disiplin ilmu. Sesuai dengan
struktur kurikulum, program studi pendidikan membekali mahasiswa dengan
mata kuliah dasar keahlian profesi keguruan, mata kuliah keahlian dan mata
kuliah keahlian lainnya. Program studi nonpendidikan membekali mahasiswa dengan
mata kuliah disiplin ilmu sastra. Dengan demikian, lulusan program studi
pendidikan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) dan program studi
pendidikan memperoleh gelar Sarjana Sastra (S.S.). Penerimaan mahasiswa
dilakukan melalui Jalur SNMPTN, PMDK, Kerja sama, UM-UPI, dan Lanjutan.
Jurusan/ProgramStudi
Pendidikan Bahasa Daerah Jurusan ini sejak awal berdirinya konsisten mengemban
tugas mengembangkan budaya lokal Jawa Barat, yakni bahasa Sunda. Oleh karena
itu jurusan ini sering disebut Jurusan Pendidikan Bahasa Daerah. Dalam
perkembangannya, jurusan Pendidikan Bahasa Daerah senantiasa bekerja sama
dengan pemerintah provinsi Jawa Barat dalam turut serta mendorong kebijakan
pemerintah provinsi terutama dalam memberlakukan muatan lokal bahasa Sunda
dalam kurikulum di sekolah dasar dan menengah. Perkembangan jurusan/ program
studi ini secara konsisten mempertahankan program kependidikan. Sampai
saat ini jurusan Pendidikan Bahasa Daerah belum mewacanakan untuk membuka
program nonkependidikan. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa animo
masyarakat Jawa Barat terhadap pendidikan bahasa daerah masih cukup besar.
Jurusan
Pendidikan Bahasa Inggris Seperti halnya jurusan pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia, Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris juga menaungi dua program studi,
yakni Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris dan Program Studi Bahasa
dan Sastra Inggris (nonpendidikan). Kurikulum yang dikembangkan oleh program
studi pendidikan untuk memberi bekal ilmu kependidikan sedangkan
kurikulum program studi nonpendidikan mengembangkan disiplin ilmu
bahasa Inggris yang memungkinkan lulusannya memiliki kompetensi untuk menjadi translater
(penerjemah) dan kompetensi lainnya. Lulusan program studi
pendidikan Bahasa Inggris memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.),
dan lulusan program studi Bahasa Inggris memperoleh gelar Sarjana Sastra
(S.S.). Penerimaan mahasiswa dilakukan melalui Jalur SNMPTN, PMDK, Kerja sama,
UM-UPI, dan Lanjutan.
Jurusan
Pendidikan Bahasa Jerman Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman membekali disiplin
ilmu kependidikan bahasa Jerman bagi para mahasiswanya, sehingga ketika mahasiswa
tersebut lulus memiliki kompetensi menjadi tenaga kependidikan dan kompetensi
lainnya seperti konsultan bahasa, staf ahli kedutaan, penerjemah, dan
lain-lain.Dalam mengembangkan kelembagaan, jurusan pendidikan bahasa Jerman
telah menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, terutama yang ada hubungan
dengan bahasa Jerman, seperti dengan Dinas Pertukaran Akademisi Jerman (Deutscher
Akademischer Austauschdienst/DAAD), Pusat Kebudayaan
Jerman (Goethe Institut) dan Pädagogische
Hochschule Heidelberg. Ketiga lembaga tersebut memberikan kesempatan kepada
dosen-dosen untuk mengikuti pendidikan lanjut dan seminar serta
mengadakan penelitian, juga kepada mahasiswa yang berprestasi untuk mengikuti
kursus bahasa dan, studi di Universitas dan untuk mengadakan penelitian di
Jerman.
Jurusan
Pendidikan Bahasa Arab Jurusan Pendidikan Bahasa Arab mengembangkan dan
membekali disiplin ilmu kependidikan bahasa Arab bagi para mahasiswanya. Dengan
disiplin ilmu tersebut, lulusan memiliki kompetensi untuk menjadi tenaga
pendidikan bahasa Arab dan sekaligus memiliki kompetensi ilmu pendidikan agama
Islam. Hal tersebut dimiliki mahasiswa dan alumni karena kurikulum jurusan
pendidikan Bahasa Arab dilengkapi dengan Mata Kuliah Perluasan dan Pendalaman
(MKPP) yang berkaitan dengan pendidikan agama Islam. Penerimaan mahasiswa
dilakukan melalui Jalur SNMPTN, PMDK, UM-UPI, Lanjutan, dan Kerja Sama.
Pengembangan kelembagaan terus dilakukan oleh pimpinan jurusan dan para dosen
melalui berbagai kerja sama dengan berbagai lembaga seperti Balai Bahasa ITB,
Universitas Islam Bandung (Unisba), dan SMA. Kerja sama tersebut menyangkut
pengembangan bahasa Arab melalui program Lesson Study.
Kerja sama juga dilakukan dengan Kedutaan Besar negara Arab. Â Â
Jurusan
Pendidikan Bahasa Jepang Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang merupakan salah satu
jurusan yang banyak dipilih oleh calon mahasiswa baik melalui jalur SPMB
(sekarang: SNMPTN), PMDK, Jalur Ujian Masuk (UM) UPI, Lanjutan, maupun
jalur Kerja Sama. Mahasiswa yang diterima melalui jalur-jalur tersebut akan
memperoleh disiplin ilmu kependidikan bahasa dan sastra Jepang yang handal
dengan kompetensi berbahasa Jepang yang baik.Dalam pengembangan
kelembagaan, jurusan ini melakukan kerja sama dengan beberapa lembaga seperti The
Japan Foundation atau Nipon Foundation
melalui kegiatan penelitian, untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan
pengajaran bahasa Jepang di Indonesia baik untuk pendidikan tinggi maupun untuk
pendidikan menengah; Pusat Kebudayaan Jepang; dan lembaga bahasa Jepang
lainnya.
Jurusan
Pendidikan Bahasa Prancis Jurusan Pendidikan Bahasa Prancis sedang berupaya
melakukan sosialisasi ke berbagai lembaga sekolah guna memberikan informasi
yang seluas-luasnya berkenaan dengan status kelembagaan jurusan, penerimaan
calon mahasiswa, dan informasi akademik lainnya. Melalui kegiatan tersebut
diharapkan animo masyarakat terhadap bahasa Prancis semakin meningkat dan
terjalinnya kerja sama dengan lembaga sekolah di samping kerja sama yang sudah
dilakukan dengan beberapa instansi lain seperti Kedutaan Besar Prancis untuk
Indonesia melalui Service de Coopération et d’Action
Culturelle (Bidang Biro Kerjasama Pendidikan
Kebudayaan) dan Centre Culturel Français de
Bandung (Pusat Kebudayaan Prancis Bandung) dan Alliance
Française de Bandung (AFB). Kurikulum dirancang
dengan mempertimbangkan kompetensi disiplin ilmu kependidikan bagi para
mahasiswa, di samping kompetensi lainnya. Lulusan jurusan ini memperoleh
sebutan gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.). Penerimaan mahasiswa dilakukan melalui
Jalur SNMPTN, PMDK, UM-UPI, Lanjutan, dan Kerja Sama.
Jurusan
Pendidikan Seni Rupa Pada awalnya jurusan ini memiliki dua program studi, yakni
Program Studi Pendidikan Seni Rupa dan Program Studi Pendidikan Ukir Kayu.
Sejalan dengan kebijakan dan animo masyarakat, jurusan ini sejak beberapa tahun
yang lalu hanya memiliki satu program studi, yakni Program Studi Pendidikan
Seni Rupa. Jurusan ini sampai saat ini konsisten mengembangkan jalur
kependidikan. Hal ini mengingat mata pelajaran Pendidikan Seni yang ada di
sekolah-sekolah menengah di dalamnya terdapat muatan Seni Rupa. Meskipun
demikian, lulusan Jurusan Pendidikan Seni Rupa yang memiliki gelar Sarjana
Pendidikan (S.Pd.) tidak hanya menjalani profesi sebagai guru tetapi sebagian
di antara mereka ada yang memposisikan diri sebagai seniman seni rupa. Untuk
itulah, sesuai dengan perkembangan zaman, Jurusan ini senantiasa berupaya
mengembangkan program studi nonkependidikan, yaitu program studi Disain
Komunikasi Visual (DKV). Penerimaan mahasiswa dilakukan melalui Jalur SNMPTN,
PMDK, Kerja sama, UM-UPI, dan Lanjutan.
Jurusan
Pendidikan Seni Musik Sejak berdiri pada tahun 1980-an hingga akhir tahun 2008
Jurusan Pendidikan Seni Musik masih berstatus program studi dan berada di bawah
naungan Jurusan Pendidikan Sendratasik FPBS UPI. Pada awal tahun 2009 program
studi ini resmi menjadi jurusan setelah melalui proses panjang pengusulan ke
universitas, hingga akhirnya Senat Universitas memberikan persetujuan perubahan
status program studi pendidikan Seni Musik menjadi jurusan yang ditadai dengan
terbitnya SK Rektor nomor 1324/H40/KL/2009.
Jurusan Pendidikan Seni Musik merupakan salah satu jurusan yang banyak diminati oleh calon mahasiswa dari berbagai pelosok wilayah sehingga jumlah peminat yang daftar ke jurusan ini rata-rata berjumlah 350 orang, sedangkan kuota daya tampung berkisar antara 80-100 orang untuk jalur PMDK, UM-UPI, SNMPTN, Lanjutan, dan Kerja sama. Lulusan Program Studi Pendidikan Seni yang bergelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) tidak hanya berprofesi sebagai guru baik di sekolah-sekolah maupun di tempat kursus seni musik tetapi ada pula yang berprofesi sebagai seniman. Untuk memperluas jaringan, jurusan senantiasa melakukan kerja sama dengan berbagai instansi baik pemerintah maupun swasta, dalam dan luar negeri seperti PT Gudang Garam, Djarum Super, Departemen Pariwisata & Kebudayaan RI, Pemprov Jabar, Taman Budaya Jabar, Sabuga, dan Unsri Palembang.
Jurusan Pendidikan Seni Musik merupakan salah satu jurusan yang banyak diminati oleh calon mahasiswa dari berbagai pelosok wilayah sehingga jumlah peminat yang daftar ke jurusan ini rata-rata berjumlah 350 orang, sedangkan kuota daya tampung berkisar antara 80-100 orang untuk jalur PMDK, UM-UPI, SNMPTN, Lanjutan, dan Kerja sama. Lulusan Program Studi Pendidikan Seni yang bergelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) tidak hanya berprofesi sebagai guru baik di sekolah-sekolah maupun di tempat kursus seni musik tetapi ada pula yang berprofesi sebagai seniman. Untuk memperluas jaringan, jurusan senantiasa melakukan kerja sama dengan berbagai instansi baik pemerintah maupun swasta, dalam dan luar negeri seperti PT Gudang Garam, Djarum Super, Departemen Pariwisata & Kebudayaan RI, Pemprov Jabar, Taman Budaya Jabar, Sabuga, dan Unsri Palembang.
Jurusan
Pendidikan Seni Tari Seperti halnya jurusan pendidikan Seni Musik, Jurusan
Pendidikan Seni Tari pun awalnya merupakan bagian dari Jurusan Pendidikan
Sendratasik FPBS UPI. Sejak awal tahun 2009 bersama Jurusan Pendidikan Seni
Musik, Jurusan Pendidikan Seni Tari memperoleh persetujuan perubahan status
program studi menjadi jurusan dari Senat Akademik UPI yang diperkuat dengan SK
Rektor nomor 1324/H40/KL/2009. Sejak berdirinya pada tahun 1981 jurusan
Pendidikan Seni Tari berkembang sangat pesat. Hal ini ditunjukkan dengan
kualitas dan kuantitas lulusan yang sangat kompetitif di lapangan kerja (sekolah
dan dunia entertainment).
Seperti halnya jurusan lain, jurusan ini terus mengembangkan diri dengan
membina mahasiswa di jalur kependidikan untuk menghasilkan Sarjana Pendidikan
(S.Pd.) di bidang seni tari. Mahasiswa jurusan ini dierima melalui Jalur PMDK,
UM-UPI, SNMPTN, Kerja sama, dan Lanjutan. Mahasiswa, selain aktif dalam
perkuliahan juga berpartisipasi dalam berbagai kegiatan atau acara baik
di dalam maupun di luar universitas. Kerja sama yang dilaksanakan oleh jurusan
adalah kerja sama dengan KBRI Malaysia, KBRI Singapura, pemerintah Jepang,
Pemprov Jabar, Taman Budaya Jabar, KONI Jabar, pemerintah Afrika Selatan, dan
Monash University.
(Bagus
Hanni Pradana,2101407010, Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Negeri
Semarang)
0 Kommentare on Contoh Laporan KKL - PKL di Jakarta :
Silahkan berkomentar yang baik dan Jangan Spam !