MAKALAH PENGOLAHAN SAMPAH
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayahnya penulis dapat menyelesaikan laporan persentasi tentang “Sampah Organik” Laporan ini disusun sebagai salah satu tugas mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kami
menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini jauh dari sempurna, baik
dari segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Oleh karena itu
kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, khususnya
dari guru mata pelajaran guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi
kami untuk lebih baik di masa yang akan datang.
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada Yth :
1. Bpk. Drs Maman Sudirman selaku kepala sekolah
2. Ibu Susi selaku Guru Mata Pelajaran
3. Orang tua kami yang telah membantu baik moril maupun materi
4. Rekan-rekan satu kelompok yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sampah
merupakan masalah yang dihadapi hampir seluruh Negara di dunia. Tidak
hanya di Negara-negara berkembang, tetapi juga di Negara-negara maju,
sampah selalu menjadi masalah. Rata-rata setiap harinya kota-kota besar
di Indonesia menghasilkan puluhan ton sampah. Sampah-sampah itu diangkut
oleh truk-truk khusus dan dibuang atau ditumpuk begitu saja di tempat
yang sudah disediakan tanpa diapa-apakan lagi. Dari hari ke hari sampah
itu terus menumpuk dan terjadilah bukit sampah seperti yang sering kita
lihat.
Sampah
yang menumpuk itu, sudah tentu akan mengganggu penduduk di sekitarnya.
Selain baunya yang tidak sedap, sampah sering dihinggapi lalat. Dan juga
dapat mendatangkan wabah penyakit. Walaupun terbukti sampah itu dapat
merugikan, tetapi ada sisi manfaatnya. Hal ini karena selain dapat
mendatangkan bencana bagi masyarakat, sampah juga dapat diubah menjadi
barang yang bermanfaat. Kemanfaatan sampah ini tidak terlepas dari
penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam menanganinya.
1.2 TUJUAN
1. Untuk mengetahui jenis-jenis sampah
2. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang sampah
3. Untuk mengetahui cara mengolah sampah
4. Mencoba menganalisis dan memecahkan masalah tentang sampah
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sampah Organik
Sampah
Organik adalah merupakan barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan
dibuang oleh pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi masih bisa dipakai kalau
dikelola dengan prosedur yang benar. Organik adalah proses yang kokoh
dan relatif cepat, maka tanda apa yang kita punya untuk menyatakan bahwa
bahan-bahan pokok kehidupan, sebutlah molekul organik, dan
planet-planet sejenis, ada juga di suatu tempat di jagad raya? sekali
lagi beberapa penemuan baru memberikan rasa optimis yang cukup penting.
Sampah organik adalah sampah yang bisa mengalami pelapukan (dekomposisi)
dan terurai menjadi bahan yang lebih kecil dan tidak berbau (sering
disebut dengan kompos).
Kompos
merupakan hasil pelapukan bahan-bahan organik seperti daun-daunan,
jerami, alang-alang, sampah, rumput, dan bahan lain yang sejenis yang
proses pelapukannya dipercepat oleh bantuan manusia. Sampah pasar khusus
seperti pasar sayur mayur, pasar buah, atau pasar ikan, jenisnya
relatif seragam, sebagian besar (95%) berupa sampah organik sehingga
lebih mudah ditangani. Sampah yang berasal dari pemukiman umumnya sangat
beragam, tetapi secara umum minimal 75% terdiri dari sampah organik dan
sisanya anorganik.
2.2 Jenis-Jenis Sampah Organik
Sampah organik berasal dari makhluk hidup, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan, Sampah organik sendiri dibagi menjadi :
- Sampah organik basah.
Istilah
sampah organik basah dimaksudkan sampah mempunyai kandungan air yang
cukup tinggi. Contohnya kulit buah dan sisa sayuran.
- Sampah organik kering.
Sementara
bahan yang termasuk sampah organik kering adalah bahan organik lain
yang kandungan airnya kecil. Contoh sampah organik kering di antaranya
kertas, kayu atau ranting pohon, dan dedaunan kering.
2.4 Prinsip Pengolahan Sampah
Berikut adalah prinsip-prinsip yang bisa diterapkan dalam pengolahan sampah. Prinsip-prinsip ini dikenal dengan nama 4R, yaitu:
- Mengurangi (bahasa Inggris: reduce)
Sebisa
mungkin meminimalisasi barang atau material yang kita pergunakan.
Semakin banyak kita menggunakan material, semakin banyak sampah yang
dihasilkan.
- Menggunakan kembali (bahasa Inggris: reuse)
Sebisa
mungkin pilihlah barang-barang yang bisa dipakai kembali. Hindari
pemakaian barang-barang yang sekali pakai, buang (bahasa Inggris:
disposable).
- Mendaur ulang (bahasa Inggris: recycle)
Sebisa
mungkin, barang-barang yang sudah tidak berguna didaur ulang lagi.
Tidak semua barang bisa didaur ulang, tetapi saat ini sudah banyak
industri tidak resmi (bahasa Inggris: informal) dan industri rumah
tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang lain.
- Mengganti (bahasa Inggris: replace)
Teliti
barang yang kita pakai sehari-hari. Gantilah barang-barang yang hanya
bisa dipakai sekali dengan barang yang lebih tahan lama.
2.5 Pengolahan Sampah
Alternatif Pengelolaan Sampah
Untuk
menangani permasalahan sampah secara menyeluruh perlu dilakukan
alternatif-alternatif pengelolaan. Landfill bukan merupakan alternatif
yang sesuai, karena landfill tidak berkelanjutan dan menimbulkan masalah
lingkungan. Malahan alternatif-alternatif tersebut harus bisa menangani
semua permasalahan pembuangan sampah dengan cara mendaur-ulang semua
limbah yang dibuang kembali ke ekonomi masyarakat atau ke alam, sehingga
dapat mengurangi tekanan terhadap sumberdaya alam. Untuk mencapai hal
tersebut, ada tiga asumsi dalam pengelolaan sampah yang harus diganti
dengan tiga prinsip–prinsip baru. Daripada mengasumsikan bahwa
masyarakat akan menghasilkan jumlah sampah yang terus meningkat,
minimisasi sampah harus dijadikan prioritas utama.
Sampah
yang dibuang harus dipilah, sehingga tiap bagian dapat dikomposkan atau
didaur-ulang secara optimal, daripada dibuang ke sistem pembuangan
limbah yang tercampur seperti yang ada saat ini. Dan industri-industri
harus mendesain ulang produk-produk mereka untuk memudahkan proses
daur-ulang produk tersebut. Prinsip ini berlaku untuk semua jenis dan
alur sampah.
Pembuangan
sampah yang tercampur merusak dan mengurangi nilai dari material yang
mungkin masih bisa dimanfaatkan lagi. Bahan-bahan organik dapat
mengkontaminasi/ mencemari bahan-bahan yang mungkin masih bisa di
daur-ulang dan racun dapat menghancurkan kegunaan dari keduanya. Sebagai
tambahan, suatu porsi peningkatan alur limbah yang berasal dari
produk-produk sintetis dan produk-produk yang tidak dirancang untuk
mudah didaur-ulang; perlu dirancang ulang agar sesuai dengan sistem
daur-ulang atau tahapan penghapusan penggunaan.
Program-program
sampah kota harus disesuaikan dengan kondisi setempat agar berhasil,
dan tidak mungkin dibuat sama dengan kota lainnya. Terutama
program-program di negara-negara berkembang seharusnya tidak begitu saja
mengikuti pola program yang telah berhasil dilakukan di negara-negara
maju, mengingat perbedaan kondisi-kondisi fisik, ekonomi, hukum dan
budaya. Khususnya sektor informal (tukang sampah atau pemulung)
merupakan suatu komponen penting dalam sistem penanganan sampah yang ada
saat ini, dan peningkatan kinerja mereka harus menjadi komponen utama
dalam sistem penanganan sampah di negara berkembang. Salah satu contoh
sukses adalah zabbaleen di Kairo, yang telah berhasil membuat suatu
sistem pengumpulan dan daur-ulang sampah yang mampu
mengubah/memanfaatkan 85 persen sampah yang terkumpul dan mempekerjakan
40,000 orang.
Secara
umum, di negara Utara atau di negara Selatan, sistem untuk penanganan
sampah organik merupakan komponen-komponen terpenting dari suatu sistem
penanganan sampah kota. Sampah-sampah organik seharusnya dijadikan
kompos, vermi-kompos (pengomposan dengan cacing) atau dijadikan makanan
ternak untuk mengembalikan nutirisi-nutrisi yang ada ke tanah. Hal ini
menjamin bahwa bahan-bahan yang masih bisa didaur-ulang tidak
terkontaminasi, yang juga merupakan kunci ekonomis dari suatu alternatif
pemanfaatan sampah. Daur-ulang sampah menciptakan lebih banyak
pekerjaan per ton sampah dibandingkan dengan kegiatan lain, dan
menghasilkan suatu aliran material yang dapat mensuplai industri.
Melalui
proses dekomposisi terjadi proses daur ulang unsur hara secara alamiah.
Hara yang terkandung dalam bahan atau benda-benda organik yang telah
mati, dengan bantuan mikroba (jasad renik), seperti bakteri dan jamur,
akan terurai menjadi hara yang lebih sederhana dengan bantuan manusia
maka produk akhirnya adalah kompos (compost).
Setiap
bahan organik, bahan-bahan hayati yang telah mati, akan mengalami
proses dekomposisi atau pelapukan. Daun-daun yang gugur ke tanah, batang
atau ranting yang patah, bangkai hewan, kotoran hewan, sisa makanan,
dan lain sebagainya, semuanya akan mengalami proses dekomposisi kemudian
hancur menjadi seperti tanah berwarna coklat-kehitaman. Wujudnya semula
tidak dikenal lagi. Melalui proses dekomposisi terjadi proses daur
ulang unsur hara secara alamiah. Hara yang terkandung dalam bahan atau
benda-benda organik yang telah mati, dengan bantuan mikroba (jasad
renik), seperti bakteri dan jamur, akan terurai menjadi hara yang lebih
sederhana dengan bantuan manusia maka produk akhirnya adalah kompos
(compost).
Pengomposan
didefinisikan sebagai proses biokimiawi yang melibatkan jasad renik
sebagai agensia (perantara) yang merombak bahan organik menjadi bahan
yang mirip dengan humus. Hasil perombakan tersebut disebut kompos.
Kompos biasanya dimanfaatkan sebagai pupuk dan pembenah tanah.
Kompos
dan pengomposan (composting) sudah dikenal sejak berabad-abad yang
lalu. Berbagai sumber mencatat bahwa penggunaan kompos sebagai pupuk
telah dimulai sejak 1000 tahun sebelum Nabi Musa. Tercatat juga bahwa
pada zaman Kerajaan Babylonia dan kekaisaran China, kompos dan teknologi
pengomposan sudah berkembang cukup pesat.
Namun
demikian, perkembangan teknologi industri telah menciptakan
ketergantungan pertanian terhadap pupuk kimia buatan pabrik sehingga
membuat orang melupakan kompos. Padahal kompos memiliki
keunggulan-keunggulan lain yang tidak dapat digantikan oleh pupuk
kimiawi, yaitu kompos mampu: • Mengurangi kepekatan dan kepadatan tanah
sehingga memudahkan perkembangan akar dan kemampuannya dalam penyerapan
hara. • Meningkatkan kemampuan tanah dalam mengikat air sehingga tanah
dapat menyimpan air lebih ama dan mencegah terjadinya kekeringan pada
tanah.• Menahan erosi tanah sehingga mengurangi pencucian hara. •
Menciptakan kondisi yang sesuai untuk pertumbuhan jasad penghuni tanah
seperti cacing dan mikroba tanah yang sangat berguna bagi kesuburan
tanah.
2.6 Kelebihan Mengolah Sampah Organik
Berikut ini beberapa manfaat pembuatan kompos menggunakan sampah rumah tangga.
- Mampu menyediakan pupuk organik yang murah dan ramah lingkungan.
- Mengurangi tumpukan sampah organik yang berserakan di sekitar tempat tinggal.
- Membantu pengelolaan sampah secara dini dan cepat.
- Menghemat biaya pengangkutan sampah ke tempat pembuangan akhir (TPA).
- Mengurangi kebutuhan lahan tempat pembuangan sampah akhir (TPA).
-
Menyelamatkan lingkungan dari kerusakan dan gangguan berupa bau,
selokan macet, banjir, tanah longsor, serta penyakit yang ditularkan
oleh serangga dan binatang pengerat.
2.7 Kekurangan Mengolah Sampah Organik
Setelah
menjadi pupuk kompos, pupuk siap untuk digunakan sebagai penyubur
tanah. Adapun kekurangan pupuk kompos adalah unsur hara relatif lama
diserap tumbuhan, pembuatannya lama, dan sulit dibuat dalam skala besar.
Oleh karena itu untuk mendukung peningkatan hasil-hasil pertanian
diperlukan pupuk buatan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sampah
merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu
proses. Sampah merupakan konsep buatan manusia, dalam proses-proses
alam tidak ada sampah, yang ada hanya produk-produk yang tak bergerak.
Sampah
dapat berada pada setiap fase materi: padat, cair, atau gas. Ketika
dilepaskan dalam dua fase yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah
dapat dikatakan sebagai emisi. Emisi biasa dikaitkan dengan polusi.
3.2 Saran
Cara
pengendalian sampah yang paling sederhana adalah dengan menumbuhkan
kesadaran dari dalam diri untuk tidak merusak lingkungan dengan sampah.
Selain itu diperlukan juga kontrol sosial budaya masyarakat untuk lebih
menghargai lingkungan, walaupun kadang harus dihadapkan pada mitos
tertentu. Peraturan yang tegas dari pemerintah juga sangat diharapkan
karena jika tidak maka para perusak lingkungan akan terus merusak sumber
daya.
0 Kommentare on Makalah Pengolahan Limbah atau Sampah :
Silahkan berkomentar yang baik dan Jangan Spam !