BAB I
HAKIKAT PENDIDIKAN PEMBEBASAN
A.PENDAHULUAN
Pendidikan adalah proses mentrasfer ilmu pengetahuan
kepada peserta didik agar peserta didik menjadi manusai yang memiliki
pengetahuan dan akhlak yang mulia..
Pendidikan yang dibutuhkan sekarang ini adalah pendidikan yang mampu
menempatkan manusia pada posisi sentral dalam setiap perubahan yang terjadi dan
mampu pula mengarahkan serta mengendalikan perubahan itu.
Untuk itu ,sekolah sebagai lembaga yang berperan membentuk
kepribadian anak harus ditempatkan sebagai semestinya.sekolah menjadi tempat
dimana anak-anak menemukan kegembiraan dan kebahagian .
Dalam makalah ini akan jelaskan mengenai model –model pendidikan pembebasan
,pendidikan islam sebagai praktik pembebasan yang berkaitan dengan pembebasan
pendidikan.Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita demi kemajuan pendidikan
islam di Indonesia.
Baca Juga Makalah PAI Lengkap By Akhmad Khaerudin
BAB II
B. PEMBAHASAN
1.Latar
Belakang
Pendidikan pada dasarnya merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
kehidupan manusia. Dari mulai lahir (sejak dari buaian), manusia senantiasa
belajar dengan yang terjadi disekitarnya, hingga manusia lanjut usia bahkan
meninggal dunia, ia tetap melakukan prakondisi-prakondisi dalam melihat
persoalan yang dihadapi, dan inilah proses pembelajaran.
Pandangan klasik tentang
pendidikan pada umumnya dikatakan sebagai pranata yang dapat dijalankan pada
tiga fungsi ;
1.
menyiapkan generasi muda untuk memegang
peranan-peranan tertentu dalam masyarakat
dimasa depan.
2.
mentranfer atau memindahkan pengetahuan, sesuai
dengan peranan yang diharapkan,
3.
mentransfer nilai-nilai dalam rangka memelihara
keutuhan dan kesatuan masyarakat sebagai prasyarat bagi kelangsungan hidup (survive)
masyarakat dan peradaban
2. Makna Pembebasan dalam Perspektif Paulo Friere
Kebebasan secara umum berarti ketiadaan paksaan. Ada kebebasan fisik yaitu
secara fisik bebas bergerak ke mana saja. Kebebasan moral yaitu kebebasan dari
paksaan moral, hukum dan kewajiban (termasuk di dalamnya kebebasan berbicara).
Kebebasan psikologis yaitu memilih berniat atau tidak, sehingga kebebasan ini
sering disebut sebagai kebebasan untuk memilih. Manusia juga mempunyai
kebebasan berpikir, berkreasi dan berinovasi. Kalau disimpulkan ada dua
kebebasan yang dimiliki manusia yaitu kebebasan vertikal yang arahnya kepada
Tuhan dan kebebasan horisontal yang arahnya kepada sesama makhluk.
3. Model – Model Pendidikan
Pembebasan .
1. Model Dialog ( konsientyasi)
Paulo freire sangat menentang pendidikan “ gaya bank “ yang mencerminkan masyarakat
tertindas yang menunjukkan kontradiksi .pendidikan gaya bank tersebut antara lain:
- Guru mengetahui segala sesuatu,peserta didik tidak tahu apa-apa.
- Guru berfikir,peserta didik dipikirkan.
- Guru mengatur peserta didik diatur
- Guru bercerita,peserta didik mendengarkan.
- Guru memilih dan memaksakan pilihan,peserta didik menyetujui
- Guru membuat, peserta didik membayangkan dirinya berbuat melalui perbuatan gurunya.
- Guru memilih bahan dan isi pelajaran, peserta didik menyesuaikan diri dengan pelajaran itu.
- Guru mencampuradukkan jabatan dan kewenangan ilmu untuk menghalangi kebebasan peserta didik.
- Guru adalah subyek, peserta didik adalah obyek dalam prosaes belajar mengajar. ( paolu freire ,2000:51-52).
Untuk menentang pendidikan model banking tersebut Paulo
freire menawarkan pendidikan model dialog
atau konsientasi (penyadaran) yaitu sebuah model belajar dengan cara memahami
kontradiksi social,politik dan ekonomi,serta mengambil tindakan untuk melawan
unsur –unsur yang menindas dari realitas tersebut.
Pendidikan hendaknya membimbing peserta didik yantg punya
ilmu diketahui oleh gurunya), supaya dai menjadi sadar tentang masalah – masalah kontradiksi dalam dunianya dan mencari
sendiri cara-cara untuk memecahkannya.
Pendidikan bukanlah proses satu arah , dari pendidik
kepada peserta didiknya Pendidikan
seharusnya dilaksanakan melalui proses dialog.yang merupakan modal pendidikan
pembiasaan.Disampintg itu perlu adanya kerendahanhati dan keterbukaan.Proses
dialiktis harus dilaksanakan secara sungguh-sungguh supaya pendidik tidak terlalu mendominasi pihak yang lain
(peserta didik) dan justru menghargai ilmu masing – masing. proses pendidikan tetap dipimpin oleh guru yang memang punya ilmu
pengetahuan yang luas dan utuh.
DIALOG
A bersama B
= komunikasi interkomunikasi
Hubungan empati antar dua kutub yang sama-sama terlibat dalam
pencarian bersama .
INDUK : Cinta ,rendah hati ,penuh harapan ,kepercayaan ,sikap
kritis.
Berinduk paada sikap kritis, dialog menularkan sikap
kritis. Dialog dapat ditumbuhkan melalui cinta ,kerendahan hati
,harapan.,kepercayaan dan iman.
Dialog adalah satu-satunya cara,tidak hanya dalam
masalah politik,tetapi dalam seluruh ungkapan eksitensi manusia.hanya dengan
kepercayaan ,dialog memiliki kekuatan dan makna.
Adapun lawan dari pendidikan model dialog adalah
anti dialog. Model pendidikan anti dialog dapat digambarkan sebagai berikut :
ANTI DIALOG
A
B
Atas = komunike
Hubungan “empati “ hancur
INDUK : tiada
cinta, keangkuhan, tiadanya harapan, tiadanya
kepercayaan, tiada kritik.
Hubungan anti dialog
adalah hubungan vertical antara manusia, itu ditandai hilangnya cinta, tidak kritis, puas diri dan keangkuhan
tanpa harapan. Didalam anti dialog hubungan empati antara dua kutub
dihancurkan. Maka dalam anti dialog orang tidak berkomunikasi melainkan
mengeluarkan komunike –komunike (keputusan) .
(Paulo freire).
2. Model kritik (masifikasi)
Pada model ini peserta didik dibimbing supaya mengetahui struktur
social,ekonomi,budaya,agama dan politik dan tidak menerimanya begitu saja,
tetapi malah mempersoalkan hal-hal yang tidak adil.
Pendidik yang kritis atau
radikal mempersoalkan struktur ketidakadilan yang lebih besar dalam konteks
mereka yang lebih luas dan menolong serta membuka cakrawala peserta didik agar lebih mengerti hal yang lebih luas.
Pendidikan kritis intinya membantu terbentuknya sikap-sikap kritis
,mengangkat kesadaran naïf masyarakat yang telah menenggelamkan nya dalam
proses sejarah dan mudah termakan irrasionalitas.
Hanya pendidikan yang memperlancar
pergeseran kesadaran transitif naïf ke sadaran transitif kritis yang akan mampu
tampil mengembangkan kemampuan manusia untuk melihat tantangan zamannya yang akan dapat maenyiapkan
rakyat untuk melawan kecenderungan emosional dari masa transisi.
Pendidikan yang ada hendaknya mampu membuat manusia berani
membicarakan masalah-masalah lingkungan dan turun tangan dalam lingkungan
tersebut, pendidikan yang mampu memperingatkan manusia dari bahaya zaman dan memberikan kepercayaan dan kekuatan
untuk menghadapi bahaya-bahaya terserbut,bukan pendidikan yang menjadikan akal
kita menyerah patuh kepada keputusan-keputusan orang lain.Dengan mengajak
manusia terus menerus melakukan penilaian dan menganalisis penemuan-penemuan
,menggunakan metode-metode dan proses-proses ilmu pengetahuan dan melihat dari diri
sendiri dalam hubungan dialektis dengan realistis social ,pendidikan ini akan
menolong manusia untuk meningkatkan sikap kritis terhadap dunia
dan dengan demikian mengubahnya.
Baca Juga Makalah PAI Lengkap By Akhmad Khaerudin
4. Pendidikan
Islam Sebagai Praktik Pembebasan
Pendidikan pembebasan yang digelindingkan oleh Freire telah diterapkan oleh
Nabi Muhammad dalam strategi gerakan dakwah Islam menuju transformasi sosial.
Gerakan dakwah pada masa Nabi dipraktekkan sebagai gerakan pembebasan dari
eksploitasi, penindasan, dominasi dan ketidakadilan dalam segala aspeknya.
Islam sendiri adalah agama pembebasan karena "Islam memberikan
penghargaan terhadap manusia secara sejajar, mengutamakan kemanusiaan,
menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi dan keadilan, mengajarkan berkata yang
hak dan benar, dan mengasihi yang lemah dan tertindas". Ayat-ayat Al
Qur'an misalnya, diantaranya "...Kami bermaksud memberikan karunia
kepada orang-orang tertindas di bumi. Kami akan menjadikan mereka pemimpin dan
pewaris bumi..." (QS. 28:5), hal ini semakin menegaskan bahwa asal
usul diturunkannya Islam (dan juga rasul-rasul) adalah untuk membebaskan
manusia dari belenggu ketertindasan dan ketidaksadaran.
Kesadaran inilah yang akan membebaskan manusia dari segala bentuk
penindasan di alam semesta. Sebuah kesadaran yang akan menghantarkan manusia
pada posisinya sebagai abd (hamba) sekaligus sebagai khalifah (wakil
Tuhan) di alam semesta ini.
Pendidikan
Islam sebagai praktik pembebasan
mendasarkan pada instrument akal budi manusia sebagai paradigma
pembebasan ,dimana pendidikan islam diartikan sebagai proses penyadaran diri (
konsientasi) realitas obyektif dan actual, serta mengakui eksitensi manusia sebagai individu yang bebas
dan memiliki jati diri. Dengan instrument akal budi pula pendidikan dalam islam
dimaknai sebagai proses rasionalisasi dan intlektualisasi (Ahmad Warid khan
2002: VI)
Ada tiga hal yang ingin dibebaskan dalam pendidikan
islam yakni :
1.
Bebas
dari pola pikir dikotomis keilmuan atau
bahkan polarisasi antar ilmu agama dan ilmu umum.
2.
Bebas
dari pemasungan kesadaran (internal dan eksternal ) yang maeyebabkan melemahnya kondisi peserta didik.
3.
Bebas
dari prakrik –praktik pendididkan yang membelenggu kreatifitas dan kebebasan berfikir peserta
didik.
Pendidikan islam sebagai praktik pembebasan manusia
dalam proses paendidikan harus dipahami dalam
dua dimensi :
1.
Pendidikan
harus dipahami dalam posisinya secara metodelogis.
2.
pendidikan
islam sebagai proses pewarisan nilai-nilai
keislaman atau transfer of Islamic volues.
Pendidikan islam hendaknya dipahami sebagai proses
pembebasan manusia agar tak seorangpun yang merasakn adanya diskriminasi dari pihak
lain, untuk dikuasai dan diperbudak (termasuk diperbudak ilmu pengetahuan dan
teknologi).
Tujuan akhir dari pendidikan
islam adalah .mengarahkan peserta didik menjadi manusia yang bbertaqwa kepada
Allah SWT.Adapun kebebasan disini dibatasi oleh hukum-hukum dan
ajaran yang ditentukan allah swt .
Baca Juga Makalah PAI Lengkap By Akhmad Khaerudin
BAB
III
KESIMPULAN
- Manusia tidak bisa diperbudak dan dipasung
kebebasanya sehingga tidak boleh menurut dan terikat pada ikatan yang
membelenggu kebebasanya.
- pendidikan islam dapat mewujudkan menjadi
pendidikan pembebasan apabila proses pelaksanaan pendidikan islam dapat dilaksanakan secara demokratis ,dialogis ,dan terbuka
serta berupaya menanamkan nilai-nilai tauhid ,sehingga pada akhirnya
peserta didik menjadi manusia yang bertaqwa.
- Gerakan pembebasan adalah melakukan kesadaran
kritis untuk membuka kesadaran “kaum tertindas”, maka Islam
mendasarkan diri pada kesadaran untuk memahami realitas yang terjadi
disekitar manusia itu sendiri. pembebasan itu sendiri haruslah dijalankan
secara dialogis dan demokratis.
- Model-m0del pendidikan pembebasan ada dua
yaitu model dialog dan model kritis (masifikasi)
Daftar Pustaka
Asghar Ali Engineer, Islam dan Pembebasan,
(Yogjakarta : LKiS, 1993)
________________, Islam dan Teologi Pembebasan,
(Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1999)
Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan
Islam, (Bandung : Al-Maarif, 1980)
Al-Taumy Al-Syaibany, Filsafat Pendidikan Islam,
(Jakarta : Bulan Bintang, 1983)
Baca Juga Makalah PAI Lengkap By Akhmad Khaerudin
0 Kommentare on MAKALAH HAKIKAT PENDIDIKAN PEMBEBASAN :
Silahkan berkomentar yang baik dan Jangan Spam !