MAKALAH | PENDIDIKAN | AGAMA | APLIKASI HP | TIPS AND TRIK | CERITA | CONTOH | DOWNLOAD GRATIS

P3K | Pertolongan Pertama pada Kecelakaan

P3K | Pertolongan Pertama pada Kecelakaan

Kedaruratan medic dapat terjadi pada seseorang pada setiap dan dimana saja. Ke daruratan medic dapat berupa :
- Serangan penyakti.
- Kecelakan.
- Bencana alam.
Keadaan ini membutuhkan pertolongan segera yang dapat berupa pertolongan pertama sampai pertolongan selanjutnya secara mantap dirumah sakit. Tindakan tersebut dimaksudkan untuk menyelamatkan jiwa, mencegah dan membatasi cacat serta meringakan penderitaan.
Sikap penolong / Hal-hal penting yang harus diperhatikan terhadap korban :
1. Pernapasan dan denyut jantung.
Bila pernapasan penderita berhenti, segera kerjakan pernapasan buatan secara efektif, lakukan pernapasan mulut ke mulut dan bersama dengan ini deteliti apakah ada penghentian denyut jantung.
2. Pendarahan.
Lakukaan usaha – usaha menghentikan pendarahan terutama pendarahan dari pembuluh darah besar.
3. Syok
Perhatikan tanda – tanda syok serta penanggulangannya.
4. Cegah aspirasi terhadap muntahan penderita dengan posisi penderita miring pada salah satu sisi tubuh atau ditelungkup.
5. Jangan terburu-buru memindahkan korban dari tempatnya sebelum dipastikan sarana angkutan yang memadai.

I. Kedaruratan Sistim Pernapasan :


1. Epistaksis
Epistakasis atau perdarahan dari rongga hidung sering dijumpai dan sebagian besar akan berhenti spontan atau oleh tindakan sederhana seperti penekanan hidung. Sebab Epistakasis.
A. Sebab Lokal :
1. Trauma : Berbangkis, mengorek kuping, terpukul, iritasi gas, benda asing.
2. Infensik : Rinitis, Sinusitis, Granuloma.
3. Noeplasma.
4. Kongenital.

B. Sebab Sistematis :
1. Kardiovaskuler hipertensi
2. Kelainan darah : hemofili, leukemia
3. Infeksio tifoid, influenza, morbili.
4. Perubahan tekanan atmosfir .
5. Endolinas.




Penatalaksanaan / Prinsip :
1. Penghentiaan Pendarahan.
2. Mencegah Komplikasi
3. Mencegah berulang dengan mencari penyebab.

2.Obstruksi Jalan Nafas
Penyebabnya :
1. Cidera jalan nafas karena infeksi, alergi.
2. Benda asing
3. Tumor
4. Trauma daerah laring
5. Kelumpuhan otot pita suara
6. Kelainanan hongenital.

Gejala dan tanda dibagi IV Stadium :

I. Sesaknafas, Stridor inspirasi, Retraksi supra keadaan umum baik,
II. Stadium I + retraksi epigastrium ; penderita mulai gelisah.
III. Gejala stadium II + retraksisupra/infraklafikular, penderita sangat gelisah dan sianotik.
IV. Gejala stadium III + retraksi interkosal, penderita berusaha sekuat tenaga untuk menghirup udara : lama kelamaan terjadi paralisis pusat pernapasan, penderita menjadi apatik dan akhirnya meninggal.

Penatalaksanaan:
Bila disebabkan oleh benda asing (missal terdesak makanan) usahakan dikelurkan segara Heimlich maneuver:

A. Penderita dalam posisi duduk/berdiri :
1. – Penolong duduk /berdiri di belakang derita
- Lingkaran kedua tangan, mengelilingi pinggang penderita.
- Buat kepalan dengan satu tangan lain mencekap kepalan tersebut ibu jari menghadap
Perut dan diletakan di epigastrum.
- Lakukan pendorongan dengan kuat dan cepat kearah atas.
- Tindakan ini dapat diulang beberapa kali.
2. Bila tidak berhasil, coba kait benda asing tersebut dengan jari yang dimasukan ke dalam larings.
3. Bila sulit atau benda asing terletak dalam, penderita dibungkukan dan dilakukan penepukan kuat di punggung dianatara kedua scapula.
B. Penderita dalam posisi terlentang:
1. – penolong duduk/berdiri diatas penderita dengan kedua lutut di smaping kiri dan kanan tubuh
Penderita
- Satu telapak tangan diletakan di epigastrum penderita penderita, telapak tangan yang lain
di atasnya
- Lakukan penekanan dengan kuat dan cepat ke atah atas.
- Tindakan ini dapat diulang beberapa kali.
2. Bila penderita muntah, miringkan tubuhnya dan bersihkan multunya
Bila cara-cara diatas gagal atau bila tidak disebabkan oleh benda asing, siapkan segera bronkoskopi atau trekeotomi.



Terhadap penderita obstruksi jalan napas stadium I dan II dilakukan tindakan konservatif dengan oksigen, obat bronkodilator (Aminofilin, Bisolvon) dan anti edema (Papasee); dan pengawasan ketat terhadap gejala yang timbul.
Obstruksi jalan napas stadium III dan IV memerlukan tindakan intubasi atau traketomi segara.


2. Hemoptisis masif.
Ialah batuk yang disertai dengan pendarahan lebih dari 600 ml dalam waktu 24 jam.
Hemoptisis:
- Berwarna merah muda
- Tanpa sisa makanan, berbuih
- Bereaksi basa.
- Riwayat paru/jantung
Biasanya disebabkan oleh tbc paru, bronkietaksis, abse paru atau neoplasma yang secara kasar dapat diduga dari sifat perdarahan :
- Bila terdapat garis-garsi perdarahan pada sputum , biasanya disebabkan bronchitis akut
Atau pncumoni.
- Bila terdapat perdarahan ringan terus-menerus biasanya disebabkan neoplasma
Endobronkial.
- Bila perdarahan terjadi dalam jumlah infark paru, kavitas atau bronkiektasis.
Penderita dapat meninggal karena :
a. Asfiksi akibat sumbatan jalan napas oleh bekuam darah.
b. Syok akibatnya perdarahan hebat.
Penatalaksanaan :
A. Konsevatif.
1. Istirahat baring dengan kepala lebih rendah dan miring pada sisi sakit.
2. Membersihkan jalan napas bekuan darah.
3. Kantung es pada dada
4. Hindarkan batuk keras.
5. Pembedahan.

3. Status Asmtikus.
Adalah suatu serangan asam yang berat , berlansung dalam beberapa jam sampai beberapa hari, yang tidak memberikan perbaikan pada pengobatan yang lazim.
Gejala dan tanda :
1. Penderita dalam keadaan sesak napas yang berat dengan ekspirasi disertai wheezing (mengi); dapat disertai batuk dengan sputum kental, sukar dikelurkan . pada pemerikasaan penderita tampak gelisah, bernafas dengan menggunakan otot-otot tambahan, dengan tanda-tanda sianosis, sentral,takikardi, plusus para doksus dan fase eksoirum memanjang yang disertai wheezing.
2. Pemeriksaan laboratorium sputum dan darah terdapat eosinofili, khusunya pada asama alergik.



Penatalaksanaan :
Bawa segera ke klinik terdekat.
II. Kedaruratan Sistim Jantung dan Pembuluh darah
Syok merupakan keadaan darurat yang disebabkan oleh kegagalan perfusi darah kejaringan, sehingga mengakibatkan gangguan metabolism sel dalam keadaan berat terjadi kerusakan sel yang tidak dapat dipulihkan lagi (Syok Irreversible), oleh karena itu pentinguntuk mengenali keaddan yang dapat disertai syok, gejala dini, dan penanggulanganya.
Gejala dan tanda :
1. Berkurangnya vulome sirkulasi (Syok Hipovolemik).
2. Kegagalan daya pompa jantung (Syok Kardiogenik).
3. Peubahan resistensi pembulu darah perifer-penurunan tonus vasomotor (syok Anafilaktik, Neorogenik dan Kegagaln endokrin) atau peninggian resistensi (Syok Septik, Obstruksi aliran darah).
Gejala yang tampak :
1. Sistem jantung dan pembuluh darah
- Hipotensi
- Takikardi : denyut nadi > 100x/menit, kecil lemah/tak teraba.
- Penurunan aliran darah koroner.
- Penurunan aliran darah kulit, sianotik, dingin dan basah, pengisisan kapiler yang lambat.
2. Sistem saluran napas
- Sesak napas
3. Sistem saraf pusat.
- Penurunan kesadaran
4. Sistem saluran kemih.
- Duresis.
5. Perubahaan biokimia, terutama pada syok yang lama dan berat.
Menurut gejala, disebabkan 4 stadium :
1. Presyok : Pusing, takikardi ringan, sistolik 90-100 mm Hg.
2. Ringan : gelisah, keringat dingin, haus, duresis berkurang, takikardi >100/menit, systole 70-80 mm Hg.
3. Sedang : gelisah, pucat, dingin, oliguria (duresis<30 ml/jam), takikardi >100x/menit, sisole 70-80 mm Hg.
4. Berat : pucat , sianatik, dingin, takipnca (sesak), anurisi ( tidak kencing), kolaps pembuluh darah, takikardi/tak teraba lagi, systole 0-40 mm Hg.
Penatalaksanaan :
1. Bila disebabkan perdarah , hentikan dengan tourniket balut tekan atau penjahitan.
2. Meletakan penderita dalam posisi syok:
- Kepala setinggi atau sedikit lebih tinggi dari pada .
- Tubuh horizontal atau dad sedikit lebih rendah.
- Kedua tangan lurus, diangkat 20 derajat.
3. Perhatikan keadaan umum dsan tanda – tanda vital pelihara jalan napas.



4. Pemberian cairan .
5. Pembverian obat – obatsuportif.


IV. Kedaruratan sistim saraf pusat.
1. koma
Adalah turunnya kesadaran yang berat, dimana penderita tidak bereaksi lagi terhadap rangsang nyeri. Koma terjadi bila dapat gangguan / kerusakan pada kesadaran.

Diagnosis
Aloanamnesis harus diambil denga teliti karena penting untuk menentukan penyebab sehubungan dengan usaha pengobatan kausal.

Pemeriksaan fisik meliputi :
1. Tingkat kesadaran.
2. Fungsi vital.
- Suhu tubuh
- Pernafasan
- Nadi.
- Tekana darah.
3. Kulit.
- Sianosis.
- Merah terang – keracunan CO
- Memar – trauma.
- Pucat – pendrahan.
- Banyak keringat – syok.
- Kering – asidosis diabetic, uremi.
- Turgor menurun – dehidrasi.
4. Bau nafas
5. Susunan saraf – test rangsang nyeri.

Penatalaksanaan :
Bertujuan :
1. Mempertahankan fungsi vital dan mencukupi kebutuhan tubuh akan oksigen cairan dan kalori.
2. Memelihara kebersihan tubuh (miksi, defikasi)
3. Mencegah infeksi sekunder dan dekubitus.
4. Pengobatan simtomatik.

V. kedaruratan akibat agen fisik.
I. luka bakar :
Adalah luka yang terjadi akibat sentuhan permukaan tubuh dengan benda – benda yang menghasilkan panas (api. Air panas, listrik) atau zat-zat yang bersifat membakar (asam kuat, basa kuat).

Untuk menyelamatkan jiwa penderita, tinbdakan yang terpenting ialah :
1. mencegah atau mengatasi syok.




2. mencegah dan mengobati infeksi
3. untuk luka bakar daerah wajah dan leher atau bila terjadi inhalasi asap
perhatikan bahaya edeme larings.

Derajat luka bakar :
1. Hanya mengenai lapisan luar epidermis kulit merah, sedikit edema dan nyeri. Sembuh 2-7 hari.
2. Mengenai epidermis dan sebagian dermis, terbentuk bulae, edema nyeri hebat, sembuh 3-4 minggu.
3. Mengenai seluruh lapisan kulit dan jaringan dibawahnya. Sembuh 3-4 bulan.

Penatalaksanaan :
1. Matikan api dengan memutuskan hubungan (suplai) dengan oksigen dengan menutup tubuh penderita dengan selimut, handuk, sprei dan lainnya.
2. Perhatikan keadaan umum penderita.
3. Pendinginan
− Membuka pakaian penderita
− Meredah dalam air (20-30 derajat) atau air mengalir selama 20-30 menit, untuk daerah wajah cukup dikompres dengan air.
− Bila disebabkan oleh zat kimia, selai air dapat digunakan NaCL fisiologik (untuk zat korosif) atau gleserin ( untuk fenol )
4. Mencegah infeksi
− Luka ditutup dengan perban dan kain bersih dan tak dapat melekat pada luka.
− Penderita dikerudungi kain bersih.
− Luka jangan diberi zat yang tak larut dalam air seperti mentega, minyak dan kecap.
5. Bila luka bakar luas, penderita dipuasakan.
6. Tranportasai ke fasilitas yang lebih lengkap sebaiknya dilakukan dalam 1 jam bila tak mungkin masih dilakukan dalam 24 – 48 jam pertama dengan pengawasan ketat selama perjalanan.
7. Khusus untuk luka bakar didaerah wajah, posisi kepala harus lebih tinggi dari tubuh, perhatikan kemungkinan edema larings. Pada mata diberikan salep mata antibiotic.

2. syok listrik
Dapat disebabkan oleh aliran listrik atau petir. Beratnya gejala yang timbul tergantung dari :
1. Jenis arus : arus searah (DC) kurang berbahaya daripada arus bolak – balik (AC).
2. Sifat arus : kuat arus, tegangan dan frekwensi.
3. Tahanan tubuh : kulit lembab/basah sangant merendahkan tekana setempat.
4. Bagian tubuh yang dialiri arus : sangat berbahaya bila melalui jantung.
5. Lama terkena arus.







Pinata laksanaan ;
A. Putuskan hubungan aliran listrik dengan penderita.
- Matikan aliran listrik atau putuskan kawat dengan laat terisolasi (missal kapak yang bertangkai kayu).
- Jauhkan/lepaskan penderita dari sumber aliran listrik.
- Penolong sebelumnya harus yakin bahwa dirinya terisolasi dengan baik dari tanah (gunakan alas kaki kering).
- Gunakan benda yang tak dapat dilairi listrik (kain. Kayu, karet atau sabuk kulit) untuk menarik tubuh penderita / menjauhkan sumber listrik.
B. perhatikan fungsi vital, bila perlu lakukan resusitasi.
C. cari dan atasi komplikasi lain yang mungkin.
- luka bakar dan nekrosis jaringan.
- Patah tulang atau dislokasi.
- Pendarahan
- Syok dan asidosis.

Pertolongan pertama :
I. Luka Berat.
a. Hentika pendarahan (tekanan tangan atau perban)
b. Angkat keatas yang terluka (kalau perlu di ganjal)
c. Atasi syok bila perlu.
Yang perlu diperhatikan:
1. Jangan cuci luka tersebut.
2. Jangan cabut pecahan logam atau serpihan kaca walaupun Nampak superfisialdan mudah.
3. Janagan sentuh luka dengan tangan terbuka, pakailah perbah steril.
4. Janagan biarkan luka terbuka, dengan kasa steril.
Luka pada berbagai bagian tubuh diperlakuakan dengan cara yang sama, apabila hanya terbatas pada kulit.

II. Perdarahan.
Perdarahan yang tertitik-titikdan menyebar merupakan perdarahankapiler. Warna merah segar dan mengalir deras merupakan perdarahan arterial, sedangkan yang banyak adalah perdaraha dari vena, dengan warna merah gelap dan berasal dari dinding bawah luka.

Tindakan pada perdarahan :
1. Baringkan penderita, perhatiian darah yang mengalir ke jalan nafas.
2. Angkat bagian yang berdarah untuk mengurangi derasnya aliran.
3. Singkirkan pakaian yang menghalangi darah tersebut.
4. Lindungi luka dengan perban-tekan yang bersih.
5. Atasi syok.
6. Untuk perdarahan arterial bisa digunakan tekanan tangan pada daerah proksimal luka atau mempergunakan turniket (jka darurat bisa berupa sapu tangan, dasi, seutas tali atau potongan dari pakaian). Turniket diikat selama satu menit dan dikendorkan selama 15 menit selang seling demikian seterusnya.
P3K | Pertolongan Pertama pada Kecelakaan
Silahkan dibagikan keteman Via


Artikel Terkait :

0 Kommentare on P3K | Pertolongan Pertama pada Kecelakaan :

Silahkan berkomentar yang baik dan Jangan Spam !

Pengikut


Google+