PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Disampaikan Oleh
H a r u n
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diberlakukannya Undang-undang RI Nomor 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen,dan Permenpan RB no.16 tahun 2009 (tahun 2013),tentang
jabatan fungsional guru dan angka kreditnya menunjukkan bahwa guru merupakan
jabatan profesional. Terlebih lagi di dalam pasal 14 dan 15 Undang-undang
tersebut dinyatakan bahwa guru berhak memperoleh penghasilan di atas kebutuhan
hidup minimum dan jaminan kesejahteraan sosial, meliputi gaji pokok, tunjangan
yang melekat pada gaji, serta penghasilan lain berupa tunjangan profesi,
tunjangan fungsional, tunjangan khusus, dan maslahat tambahan yang terkait
dengan tugasnya sebagai guru yang ditetapkan dengan prinsip penghargaan atas
dasar prestasi.
Bagi para guru pengakuan dan penghargaan di atas harus
dijawab dengan meningkatkan profesionalitasnya dalam bekerja. Guru tidak
selayaknya bekerja as usual seperti
era sebelumnya, melainkan harus menunjukkan kompetensi dan tanggung jawabnya
yang tinggi. Setiap kinerjanya harus dapat dipertanggung jawabkan baik secara
publik maupun akademik. Untuk itu ia harus memiliki landasan teoretik atau
keilmuan yang mapan dalam melaksanakan tugas mengajarnya maupun membimbing
peserta didik.
Dalam kegiatan pembelajaran, seorang guru sudah pasti
akan berhadapan dengan berbagai persoalan baik menyangkut peserta didik, subject matter, maupun metode
pembelajaran. Sebagai seorang profesional, guru harus mampu membuat prefessional judgement yang didasarkan pada data sekaligus teori yang
akurat. Selain itu guru juga harus melakukan peningkatan mutu pembelajaran
secara terus menerus agar prestasi belajar peserta didik optimal. Untuk
mewujudkan hal tersebut guru harus dibekali dengan kemampuan meneliti,
khususnya Penelitian Tindakan Kelas.
B.
Pengertian Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian
tindakan yang dilakukan oleh guru dengan tujuan memperbaiki mutu praktik
pembelajaran di kelasnya. PTK berfokus pada proses belajar-mengajar yang terjadi di
kelas, dilakukan pada situasi alami.
Tindakan tersebut merupakan suatu kegiatan yang sengaja
dirancang untuk dilakukan oleh siswa dengan tujuan tertentu. Oleh karena
tujuan PTK adalah memperbaiki mutu pembelajaran, maka kegiatan yang dilakukan
haruslah berupa tindakan yang diyakini lebih baik dari kegiatan-kegiatan yang
biasa dilakukan. Dengan kata lain, tindakan yang diberikan kepada siswa harus
terlihat kreatif dan inovatif.
Hal yang khusus pada tindakan tersebut adalah adanya hal
yang berbeda dari yang biasa dilakukan guru dalam praktik pembelajaran
sebelumnya, karena yang sudah dilakukan dipandang belum memberikan hasil
yang memuaskan.
Untuk mengetahui keberhasilan tindakan tersebut maka
harus dilakukan secara berulang-ulang, agar diperoleh keyakinan akan keampuhan
dari tindakan. Jika dibandingkan dengan
eksperimen adalah demikian. Eksperimen melihat bagaimana efektivitas
perlakukan, sedangkan PTK melihat keterlaksanaan dan kelancaran proses
tindakan. Oleh karena itu yang dipentingkan dalam PTK adalah proses, sedangkan
hasil tindakan merupakan konsekuensi logis dari ampuhnya tindakan. Pengulangan
langkah dari setiap awal sampai akhir seperti itu disebut siklus. Untuk KTI guru, PTK sedikitnya dilaksanakan dua siklus
Berikut disajikan contoh
judul dan rumusan masalah penelitian
tindakan kelas di bidang pembelajaran
penjasorkes.
Meningkatkan minat dan
ketrampilan dasar siswa dalam melakukan
passing,dribling shooting dan ly up pada
permainan bola basket melalui Media Audio Visual
Rumusan masalahnya:
a. apakah
melalui media audio visual minat siswa dalam
melakukan passing,dribiling,shooting dan ly up dapat meningkat?
b. Apakah
memalui media uadio visual ketrampilan siswa dalam melakukan passing,dribiling,shooting
dan ly up dapat meningkat?
Karena makna “kelas”
dalam PTK adalah sekelompok peserta didik yang sedang belajar bersama
dalam waktu yang bersamaan, serta
guru yang sedang memfasilitasi kegiatan belajar, maka permasalahan PTK cukup
luas. Permasalahan tersebut di antaranya adalah sebagai berikut.
- Masalah belajar siswa di sekolah, seperti misalnya permasalahan pembelajaran di kelas, kesalahan-kesalahan dalam pembelajaran, miskonsepsi, misstrategi, dan lain sebagainya.
- Pengembangan profesionalisme guru dalam rangka peningkatan mutu perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi program dan hasil pembelajaran.
- Pengelolaan dan pengendalian, misalnya pengenalan teknik modifikasi perilaku, teknik memotivasi, dan teknik pengembangan potensi diri.
- Desain dan strategi pembelajaran di kelas, misalnya masalah pengelolaan dan prosedur pembelajaran, implementasi dan inovasi penggunaan metode pembelajaran (misalnya penggantian metode mengajar tradisional dengan metode mengajar baru), interaksi di dalam kelas (misalnya penggunaan stretegi pengajaran yang didasarkan pada pendekatan tertentu).
- Penanaman dan pengembangan sikap serta nilai-nilai, misalnya pengembangan pola berpikir ilmiah dalam diri siswa.
- Alat bantu, media dan sumber belajar, misalnya penggunaan media perpustakaan, dan sumber belajar di dalam/luar kelas.
- Sistem assesment atau evaluasi proses dan hasil pembelajaran, seperti misalnya masalah evaluasi awal dan hasil pembelajaran, pengembangan instrumen penilaian berbasis kompetensi, atau penggunaan alat, metode evaluasi tertentu
- Masalah kurikulum, misalnya implementasi KBK, urutan penyajian meteri pokok, interaksi antara guru dengan siswa, interaksi antara siswa dengan materi pelajaran, atau interaksi antara siswa dengan lingkungan belajar.
Tujuan
utama PTK adalah untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di dalam
kelas sekaligus mencari jawaban ilmiah mengapa hal tersebut dapat dipecahkan
melalui tindakan yang akan dilakukan. PTK juga bertujuan untuk meningkatkan
kegiatan nyata guru dalam pengembangan profesinya. Tujuan khusus PTK adalah
untuk mengatasi berbagai persoalan nyata guna memperbaiki atau meningkatkan
kualitas proses pembelajaran di kelas. Secara lebih rinci tujuan PTK
antara lain:
- Meningkatkan mutu isi, masukan, proses, dan hasil pendidikan dan pembelajaran di sekolah.
- Membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya dalam mengatasi masalah pembelajaran dan pendidikan di dalam dan luar kelas.
- Meningkatkan sikap profesional pendidik dan tenaga kependidikan.
- Menumbuh-kembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah sehingga tercipta sikap proaktif di dalam melakukan perbaikan mutu pendidikan/pembelajaran secara berkelanjutan.
Dengan demikian output atau hasil yang diharapkan melalui
PTK adalah peningkatan atau perbaikan kualitas proses dan hasil pembelajaran.
Dengan memperhatikan tujuan dan hasil yang dapai dapat
dicapai melalui PTK, terdapat sejumlah manfaat PTK antara lain sebagai berikut.
a. Menghasilkan laporan-laporan PTK yang dapat dijadikan
bahan panduan bagi para pendidik (guru) untuk meningkatkan kulitas
pembelajaran. Selain itu hasil-hasil PTK yang dilaporkan dapat dijadikan
sebagai bahan artikel ilmiah atau makalah untuk berbagai kepentingan antara
lain disajikan dalam forum ilmiah.
b. Menumbuhkembangkan kebiasaan, budaya, dan atau tradisi
meneliti dan menulis artikel ilmiah di kalangan pendidik. Hal ini ikut mendukung professionalisme dan karir
pendidik.
c. Mewujudkan kerja sama, kaloborasi, dan atau sinergi
antarpendidik dalam satu sekolah atau beberapa sekolah untuk bersama-sama
memecahkan masalah dalam pembelajaran dan meningkatkan mutu pembelajaran.
d. Meningkatkan kemampuan pendidik dalam upaya menjabarkan
kurikulum atau program pembelajaran sesuai dengan tuntutan dan konteks lokal,
sekolah, dan kelas..
e. Memupuk dan meningkatkan keterlibatan, kegairahan,
ketertarikan, kenyamanan, dan kesenangan siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran di kelas. Di samping itu, hasil belajar siswa pun dapat meningkat.
f. Mendorong terwujudnya proses pembelajaran yang menarik,
menantang, nyaman, menyenangkan, serta melibatkan siswa karena strategi,
metode, teknik, dan atau media yang digunakan dalam pembelajaran demikian
bervariasi dan dipilih secara sungguh-sungguh.
D.
Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas
PTK
merupakan bentuk penelitian tindakan yang diterapkan dalam aktivitas
pembelajaran di kelas. Ciri khusus PTK adalah adanya tindakan nyata yang
dilakukan sebagai bagian dari kegiatan penelitian dalam rangka memecahkan
masalah pembelajaran di kelas.
Terdapat
sejumlah karakteristik yang merupakan keunikan PTK dibandingkan dengan
penelitian pada umumnya, antara lain
sebagai berikut.
- PTK merupakan kegiatan yang berupaya memecahkan masalah pembelajaran, dengan dukungan ilmiah.
- PTK merupakan bagian penting upaya pengembangan profesi guru melalui aktivitas berpikir kritis dan sistematis serta membelajarkan guru untuk menulis dan membuat catatan.
- Persoalahan yang dipermasalahkan dalam PTK berasal dari adanya permasalahan nyata dan aktual (yang terjadi saat ini) dalam pembelajaran di kelas.
d.
PTK
dimulai dari permasalahan yang sederhana, nyata, jelas, dan tajam mengenai
hal-hal yang terjadi di dalam kelas.
- Adanya kolaborasi (kerjasama) antara praktisi (guru dan kepala sekolah) dengan peneliti dalam hal pemahaman, kesepakatan tentang permasalahan, pengambilan keputusan yang akhirnya melahirkan kesamaan tentang tindakan (action) .
Kolaborasi (kerjasama)
antara praktisi (guru) dan peneliti (dosen atau widyaiswara) merupakan salah satu ciri
khas PTK. Melalui kolaborasi ini mereka bersama menggali dengan mengkaji
permasalahan nyata yang dihadapi oleh guru dan atau siswa. Sebagai penelitian
yang bersifat kolaboratif, harus secara jelas diketahui peranan dan tugas guru
dengan peneliti. Dalam PTK kolaboratif, kedudukan peneliti setara dengan guru,
dalam arti masing-masing mempunyai peran serta tanggung jawab yang saling
membutuhkan dan saling melengkapi. Peran kolaborasi turut menentukan
keberhasilan PTK terutama pada kegiatan mendiagnosis masalah, merencanakan
tindakan, melaksanakan penelitian (tindakan, observasi, merekam data, evaluasi,
dan refleksi), menganalisis data, menyeminarkan hasil, dan menyusun laporan
hasil.
Sering terjadi PTK
dilaksanakan sendiri oleh guru. Guru melakukan PTK tanpa kerjasama dengan
peneliti. Dalam hal ini guru berperan sebagai peneliti sekaigus sebagai
praktisi pembelajaran. Guru profesional seharusnya mampu mengajar sekaligus
meneliti. Dalam keadaan seperti ini, maka guru melakukan pengamatan terhadap
diri sendiri ketika sedang melakukan tindakan (Suharsimi, 2002). Untuk itu guru
harus mampu melakukan pengamatan diri secara obyektif agar kelemahan yang
terjadi dapat terlihat dengan wajar. Melalui PTK, guru sebagai peneliti
dapat:
a.
mengkaji/ meneliti sendiri praktik pembelajarannya;
b.
melakukan PTK dengan tanpa mengganggu tugasnya;
c.
mengkaji permasalahan yang dialami dan yang sangat
dipahami;
d.
melakukan kegiatan guna mengembangkan profesionalismenya.
Dalam
praktiknya, boleh saja guru melakukan PTK tanpa kolaborasi dengan peneliti.
Akan tetapi, perlu diperhatikan bahwa PTK yang dilakukan oleh guru tanpa
kolaborasi dengan peneliti mempunyai kelemahan karena para praktisi umumnya
(dalam hal ini adalah guru) kurang akrab dengan teknik-teknik dasar penelitian.
Di samping itu, guru pada umumnya tidak
memiliki waktu untuk melakukan penelitian sehubungan dengan padatnya kegiatan
pengajaran yang dilakukan. Akibatnya, hasil PTK menjadi kurang memenuhi
kriteria validitas metodologi ilmiah. Dalam konteks kegiatan pengawasan
sekolah, seorang pengawas sekolah dapat berperan sebagai kolaborator bagi guru
dalam melaksanakan PTK.
E.
Prinsip Penelitian Tindakan Kelas
Terdapat beberapa prinsip yang
perlu diperhatikan oleh guru (peneliti) dalam pelaksanaan PTK yaitu sebagai
berikut.
Pertama, tindakan dan
pengamatan dalam proses penelitian yang dilakukan tidak boleh mengganggu atau
menghambat kegiatan utama, misalnya bagi guru tidak boleh sampai mengorbankan
kegiatan pembelajaran. Siklus tindakan dilakukan dengan mempertimbangkan
keterlaksanaan kurikulum secara keseluruhan. Penetapan jumlah siklus tindakan
dalam PTK mengacu kepada penguasaan yang ditargetkan pada tahap perencanaan,
tidak mengacu kepada kejenuhan data/informasi sebagaimana lazimnya dalam pengumpulan data penelitian kualitatif.
Kedua, masalah
penelitian yang dikaji merupakan masalah yang cukup merisaukannya dan berpijak
dari tanggung jawab profesional guru di kelas.
Ketiga, metode
pengumpulan data yang digunakan tidak menuntut waktu yang lama, sehingga
berpeluang menggangu proses pembelajaran.
Keempat, metodologi yang digunakan harus terencana secara cermat
dan taat azas PTK.
Kelima, permasalahan atau topik yang dipilih
harus benar–benar nyata, mendesak, menarik, mampu ditangani, dan berada dalam
jangkauan kewenangan peneliti untuk melakukan perubahan.
Keenam; peneliti harus tetap memperhatikan etika dan tata krama penelitian
serta rambu–rambu pelaksanaan yang berlaku umum.
Ketujuh; kegiatan PTK
pada dasarnya merupakan kegiatan yang menggunakan siklus berkelanjutan, karena tuntutan terhadap peningkatan dan
pengembangan akan menjadi tantangan sepanjang waktu.
BAB II
LANGKAH-LANGKAH UMUM DALAM PTK
Langkah-langkah umum dalam PTK bervariasi, namun ada beberapa langkah
pokok yang hendaknya diikuti dalam melakukan PTK.
Langkah-langkah tersebut yaitu :
1. Mengidentifikasi dan merumuskan masalah
Dalam dunia pendidikan, contoh-contoh
garapan PTK antara lain adalah ;
1) Metode mengajar dan strategi
mengajar 2) Prosedur evaluasi 3) Penanaman maupun perubahan sikap dan
nilai . 4) Pengembangan profesionalisme guru, misalnya meningkatkan
keterampilan mengajar, mengembangkan metode mengajar baru, menambahkan
kemampuan analisis .5)pengelolaan dan kontrol . 6) Administrasi
Masalah yang dapat dilakukan PTK adalah masalah harus
(a).Riil,
artinya harus benar-benar dibawah kewenangan guru dalam memecahkan masalah itu
datang dari pengamatan/pengalaman guru sendiri melalui kegiatan sehari-hari.
(b). Masalah
harus problematik
(c). Masalah
harus memberi manfaat yang jelas
(d). Masalah
PTK harus feasible (dapat dipecahkan atau ditangani)
Setelah diidentifikasi,
masalah dirumuskan. Masalah penelitian tindakan adalah kesenjangan antara keadaan nyata dengan keadaan yang diinginkan.
Kesenjangan ini hendaknya dideskripsikan untuk dapat merumuskan masalahnya. ldentifikasi
masalah hendaknya dilakukan oleh para peserta penelitian secara bersama-sama
untuk menjamin pemahamannya dari awal. Beberapa kriteria dalam menemukan
masalah adalah ;
1)
harus penting dan signifikan bagi pengembangan lembaga atau program
2)
Masalah hendaknya dalam jangkauan penanganan, baik dari segi biaya,
tenaga
maupun waktu
3) Pernyataan masalah harus mengungkap beberapa dimensi fundamental
mengenai penyebab akibat, sehingga pemecahannya dapat dilakukan berdasarkan
hal-hal yang fundamental pula, bukan atas dasar fenomena yang dangkal
2. Manganalisis masalah
Analisis masalah perlu
dilakukan untuk mengetahui dimensi-dimensi problem yang mungkin ada untuk
mengidentifikasi aspek-aspek pentingnya, dan untuk memberikan penekanan yang
memadai. Analisis masalah melibatkan berbagai jenis kegiatan, tergantung pada
kesulitan yang ditunjukkan dalam pertanyaan masalahny:a, analisis tentang sebab
akibat tentang data penelitian yang tersedia atau mengamankan data pendahuluan
untuk melihat dalam penelitian tentang masalahnya.
3. Merumuskan hipotesis
tindakan.
Hipotesis dalam penelitian tindakan
bukan hipotesis perbedaan atau hubungan melainkan hipotesis tindakan. Rumusan
hipotesis tindakan memuat tindakan yang diusulkan untuk menghasilkan perbaikan
yang diinginkan. Untuk sampai pada pemilihan tindakan yang tepat, peneliti
hendaknya mencari masukan dari orang lain yang terkait sehingga wawasannya
terbuka.
4. Membuat rencana tindakan dan pemantauannya
Rencana tindakan hendaknya memuat insformasi tentang hal-hal berikut ;
1) Apa yang diperlukan untuk menentukan
kemungkinan terpecahkannya masalah yang telah dirumuskan
2) alat dan teknik yang diperlukan untuk
mengumpulkan bukti/data
2)
perekaman/pencatatan data dan
pengolahannya
3) Rencana untuk melaksanakan tindakan dan
ev:aluasi hasilnya
5. Melaksanakan tindakan
dan mengamatinya
Dalam PTK bersifat
fleksibel, artinya jika sesuatu memerlukan perubahan itu mengandung tercapainya
perbaikan. Pada saat tindakan dilaksanakan itulah pengumpulan data dilakukan.
Data mencakup Semua yang dilakukan oleh siapa pun yang ada dalam situasi
terkait, perubahan- perubahan yang perlu dilakukan, pengaruh suatu kegiatan
(sikap, motivasi, prestasi), pola interaksi yang terjadi, dan proses yang
berlangsung. Data dapat dikumpulkan melalui teknik-teknik berikut : catatan
anekdot, catatan interaksi, deskripsi perilaku ekologis, analisis sosiometrrik,
jadwal dan ceking interaksi, rekaman audio, foto dan slide dan kinerja subjek
penelitian pada kegiatan tersebut.
6. Mengelola dan menafsirkan data
Semua data hendaknya diperiksa untuk dijadikan landasan untuk melakukan
refleksi. Perbandingan data antarpencatat/peneliti atau antar teknik dilakukan
untuk meningkatkan obyektivitas. Untuk menentukan apakah perbaikan yang diinginkan
telah terjadi, data tentang perubahan perilaku, sikap, motivasi dan pengetahuan
dianalisis. Bila perubahan dicatat secara kualitatif hendaknya ditentukan
indikator-indikator deskreptifnya sehingga perubahan yang terjadi akan dapat
diperiksa oleh semua pihak. Hasil analisis disajikan secara kualitatif
deskriptif dan mungkin dalam aspek tertentu secara kuantitatif.
7.
Melaporkan Hasil
Hasil
analisis data dilaporkan, dan laporan hendaknya mencakup ulasan lengkap tentang
pelaksanaan tindakan yang telah direncanakan bersama pelaksanaan pemantauannya
serta perubahan yang terjadi.
BAB II
PROSEDUR PELAKSANAAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
PTK
bukan hanya bertujuan mengungkapkan penyebab dari berbagai permasalahan
pembelajaran yang dihadapi seperti kesulitan siswa dalam mempelajari
pokok-pokok bahasan tertentu, tetapi yang lebih penting lagi adalah memberikan
pemecahan masalah berupa tindakan tertentu untuk meningkatkan kualitas proses
dan hasil belajar.
Prosedur pelaksanaan PTK yang meliputi penetapan fokus
permasalahan, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan yang diikuti dengan
kegiatan observasi, interpretasi, dan analisis, serta refleksi. Apabila
diperlukan, pata tahap selanjutnya disusun rencana tinda lanjut. Upaya tersebut
dilakukan secara berdaur membentuk suatu siklus. Langkah-langkah pokok yang
ditempuh pada siklus pertama dan siklus-siklus berikutnya. Sesudah menetapkan
pokok permasalahan secara mantap langkah berikutnya adalah:
a).Perencanaan tindakan,b)Pelaksanaan tindakanc).Pengumpulan
data (pengamatan/observasi),d).Refleksi (analisis, dan interpretasi)
Hasil refleksi siklus pertama akan
mengilhami dasar pelaksanaan siklus kedua. Untuk lebih jelasnya, rangkaian
kegiatan dari setiap siklus dapat dilihat pada gambar berikut.
Desain
PTK Model Kemmis dan Mc Taggat
Setelah permasalahan
ditetapkan, pelaksanaan PTK dimulai dengan siklus pertama yang terdiri atas
empat tahap kegiatan. Hasil refleksi siklus pertama akan dapat diketahui
keberhasilan atau hambatan dalam hasil tindakan, peneliti kemudian
mengidentifikasi permasalahannya untuk menentukan rancangan siklus berikutnya. Kegiatan
yang dilakukan dalam siklus kedua mempunyai berbagai tambahan perbaikan dari
tindakan sebelumnya yang ditunjukan untuk mengatasi berbagai hambatan/
kesulitan yang ditemukan dalam siklus sebelumnya.
Dengan menyusun rancangan untuk siklus kedua, peneliti
dapat melanjutkan dengan tahap kegiatan-kegiatan seperti yang terjadi dalam
siklus pertama. Jika sudah selesai dengan siklus kedua dan peneliti belum
merasa puas, dapat dilanjutkan pada siklus ketiga, yang tahapannya sama dengan
siklus terdahulu. Tidak ada ketentuan tentang berapa siklus harus dilakukan, namun
setiap penelitian minimal dua siklus dan setiap siklus minimal tiga pertemuan.
1. Penetapan Fokus Permasalahan
Sebelum
suatu masalah ditetapkan/dirumuskan, perlu ditumbuhkan sikap dan keberanian
untuk mempertanyakan, misalnya tentang kualitas proses dan hasil pembelajaran
yang dicapai selama ini. Sikap tersebut diperlukan untuk menumbuhkan keinginan
peneliti memperbaiki kualitas pembelajaran. Tahapan ini disebut dengan tahapan
merasakan adanya masalah. Jika dirasakan ada hal-hal yang perlu diperbaiki
dapat diajukan pertanyaan seperti di bawah ini.
- Apakah kompetensi awal siswa yang mengikuti pelajaran cukup memadai?
- Apakah proses pembelajaran yang dilakukan cukup efektif?
- Apakah sarana pembelajaran cukup memadai?
- Apakah hasil pembelajaran cukup berkualitas?
- Apakah suasana dalam proses belajar mengajar kondusif?
Secara
umum karaktersitik suatu masalah yang layak diangkat untuk PTK adalah sebagai berikut.
- Masalah itu menunjukkan suatu kesenjangan antara teori dan fakta empirik yang dirasakan dalam proses pembelajaran.
- Masalah tersebut memungkinkan untuk dicari dan diidentifikasi faktor-faktor penyebabnya. Faktor-faktor tersebut menjadi dasar atau landasan untuk menentukan alternatif solusi.
- Masalah tersebut sangat merisaukan dan mendesak untuk segera diatasi.
- Adanya kemungkinan untuk dicarikan alternatif solusi bagi masalah tersebut melalui tindakan nyata yang dapat dilakukan guru/peneliti.
Dianjurkan
agar masalah yang dipilih untuk diangkat sebagai masalah PTK adalah yang
memiliki nilai yang bukan sesaat, tetapi memiliki nilai strategis bagi
keberhasilan pembelajaran lebih lanjut dan memungkinkan diperolehnya model
tindakan efektif yang dapat dipergunakan untuk memecahkan masalah serumpun.
Setelah
memperoleh sederet permasalahan melalui identifikasi, dilanjutkan dengan
analisis untuk menentukan kepentingan. Analisis terhadap masalah juga dimaksud
untuk mengetahui proses tindak lanjut perbaikan atau pemecahan yang dibutuhkan.
Adapun yang dimaksud dengan analisis masalah di sini ialah kajian terhadap permasalahan dilihat dari
segi kelayakannya.
Analisis
masalah dipergunakan untuk merancang tindakan baik dalam bentuk spesifikasi
tindakan, keterlibatan peneliti, waktu dalam satu siklus, indikator
keberhasilan, peningkatan sebagai dampak tindakan, dan hal-hal yang terkait
lainya dengan pemecahan yang diajukan.
Pada
tahap selanjutnya, masalah-masalah yang telah diidentifikasi dan ditetapkan
dirumuskan secara jelas, spesifik, dan operasional. Perumusan masalah yang
jelas memungkinkan peluang untuk pemilihan tindakan yang tepat. Contoh rumusan
masalah yang mengandung tindakan alternatif yang ditempuh antara lain sebagai
berikut.
a.
Apakah
Pendekatan bermain mampu meningkatkan keterampilan
bermain Basket ?
b. Apakah strategi pembelajaran
resiprokal dapat meningkatkan
keterampilan bermain sepakbola?
- Apakah penyampaian materi menggunakan audio visual dapat meningkatkan motivasi dan ketrampilan siswa dalam pembelajaran bola voli ?
- Apakah penggunaan metode pembelajaran pemecahan masalah mampu meningkatkan kreativitas dan keterampilan siswa dalam pembelajaran bola Basket ?
2. Perencanaan
Tindakan
Setelah masalah dirumuskan secara operasional, perlu
dirumuskan alternatif tindakan yang akan diambil. Alternatif tindakan yang
dapat diambil dapat dirumuskan ke dalam bentuk hipotesis tindakan dalam arti
dugaan mengenai perubahan yang akan terjadi jika suatu tindakan dilakukan.
Perencanaan tindakan memanfaatkan secara optimal teori-teori yang relevan dan
pengalaman yang diperoleh di masa lalu dalam kegiatan pembelajaran/penelitian
sebidang. Bentuk umum rumusan hipotesis tindakan berbeda dengan hipotesis dalam
penelitian formal.
Secara rinci, tahapan perencanaan tindakan terdiri atas
kegiatan- kegiatan sebagai berikut.
- Menetapkan cara yang akan dilakukan untuk menemukan jawaban, berupa rumusan masalah. Umumnya dimulai dengan menetapkan berbagai alternatif tindakan pemecahan masalah, kemudian dipilih tindakan yang paling menjanjikan hasil terbaik dan yang dapat dilakukan guru.
- Mentukan cara yang tepat untuk memperbaiki proses pembelajaran dengan menjabarkan indikator-indikator keberhasilan.
- Membuat secara rinci rancangan tindakan yang akan dilaksanakan mencakup; (a) Bagian isi mata pelajaran dan bahan belajarnya; (b) Merancang strategi dan langkah pembelajaran sesuai dengan tindakan yang dipilih; serta (c) Menetapkan indikator ketercapaian dan menyusun instrumen pengumpul data yang sesuai.
3. Pelaksanaan Tindakan
Pada tahapan ini, rancangan strategi dan skenario
pembelajaran yang
terdiri dari kegiatan awal, inti, dan penutup diterapkan.
Skenario tindakan harus dilaksanakan secara benar tampak berlaku wajar. Pada
PTK yang dilakukan guru, pelaksanaan tindakan umumnya dilakukan dalam waktu
antara 2 sampai 3 bulan. Waktu tersebut dibutuhkan untuk dapat menyelesaikan sajian
beberapa pokok bahasan dan mata pelajaran tertentu.
4. Pengamatan/Observasi dan Pengumpulan Data
Tahapan ini
sebenarnya berjalan secara bersamaan pada saat pelaksanaan tindakan. Pengamatan
dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan, keduanya berlangsung dalam waktu
yang sama. Pada tahapan ini, peneliti (atau guru apabila ia bertindak sebagai
peneliti) melakukan pengamatan dan mencatat semua hal-hal yang diperlukan dan
terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Pengumpulan data ini dilakukan
dengan menggunakan format observasi/penilaian yang telah disusun. Termasuk juga
pengamatan secara cermat pelaksanaan skenario tindakan dari waktu ke waktu dan
dampaknya terhadap proses dan hasil belajar siswa. Data yang dikumpulkan dapat
berupa data kuantitatif (hasil tes, hasil kuis, presensi, nilai tugas, dan
lain-lain), tetapi juga data kualitatif yang menggambarkan keaktifan siswa,
atusias siswa, kerja sama yang dilakukan, dan lain-lain.
Instrumen yang
umum dipakai adalah (a) soal tes, kuis; (b) rubrik; (c) lembar observasi; dan
(d) catatan lapangan yang dipakai untuk memperoleh data secara obyektif yang
tidak dapat terekam melalui lembar observasi, seperti aktivitas siswa selama
pemberian tindakan berlangsung, reaksi mereka, atau pentunjuk lain yang dapat
dipakai sebagai bahan dalam analisis dan untuk keperluan refleksi.
5. Refleksi
Tahapan
ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan,
berdasar data yang telah terkumpul, dan kemudian melakukan evaluasi guna
menyempurnakan tindakan yang berikutnya. Refleksi dalam PTK mencakup analisis,
sintesis, dan penilaian terhadap hasil pengamatan atas tindakan yang dilakukan.
Jika terdapat masalah dan proses refleksi, maka dilakukan proses pengkajian
ulang melalui siklus berikutnya yang meliputi kegiatan: perencanaan ulang,
tindakan ulang, dan pengamatan ulang sehingga permasalahan yang dihadapi dapat
teratasi
BAB
III
PROPOSAL DAN LAPORAN HASIL
PENELITIAN TINDAKAN
KELAS
A. Proposal PTK
Penyusunan
proposal atau usulan penelitian merupakan langkah awal yang harus dilakukan peneliti sebelum memulai kegiatan PTK.
Proposal PTK dapat membantu memberi arah pada peneliti agar mampu menekan
kesalahan yang mungkin terjadi selama penelitian berlangsung. Proposal PTK
harus dibuat sistematis dan logis sehingga dapat dijadikan pedoman yang mudah
diikuti. Proposal PTK adalah gambaran terperinci tentang proses yang akan
dilakukan peneliti (guru) untuk memecahkan masalah dalam pelaksanaan tugas
(pembelajaran).
Proposal
atau sering disebut juga sebagai usulan penelitian adalah suatu pernyataan
tertulis mengenai rencana atau rancangan kegiatan penelitian secara
keseluruhan. Proposal PTK penelitian berkaitan dengan pernyataan atas nilai
penting dari suatu penelitian. Membuat proposal PTK bisa jadi merupakan langkah
yang paling sulit namun menyenangkan di dalam tahapan proses penelitian.
Sebagai panduan, berikut dijelaskan sistematika usulan PTK.
Untuk menyusun proposal
penelitian tindakan kelas, peneliti perlu mengikuti
sistematika/format sebagai berikut.
a.
Judul Penelitian
Judul hendaknya ditulis
dengan singkat dan spesifik, tetapi cukup jelas menggambarkan masalah yang akan
diteliti dan tindakan untuk mengatasi masalahnya.
Contoh judul PTK:
1) Meningkatkan Ketrampilan Teknik
Dasar Dribling, Passing dan
Shooting dalam Permainan Bola Basket dengan Mengoptimalkan Penggunaan
Media Audio Visual dan Multi Media pada
Siswa Kelas VII-SMP Negeri 7 Semarang
2) Pendekatan bermain untuk meningkatkan
Kesegaran Jasmani pada siswa kelas V SD Negeri Sawahan II Ngemplak
Boyolali tahun 2010/2011
b. Pendahuluan
Pada bagian pendahuluan memuat faktor-faktor berikut.
1. Latar Belakang Masalah
Penelitian dilakukan untuk memecahkan
permasalahan pendidikan dan pembelajaran. Kemukakan secara jelas bahwa masalah
yang akan diteliti merupakan sebuah masalah yang nyata terjadi di sekolah atau
bidang pendidikan sesuai profesi peneliti dengan disertai data faktualnya, dan
diagnosis dilakukan oleh guru dan/atau tenaga kependidikan lainnya di sekolah.
Masalah yang akan
diteliti merupakan sebuah masalah penting dan mendesak untuk dipecahkan, serta
dapat dilaksanakan dilihat dari , segi ketersediaan waktu, biaya, dan daya
dukung lainnya yang dapat memperlancar penelitian tersebut.
2. Identifikasi
Masalah
Peneliti diharapkan mencoba menganalisis akar penyebab masalah dengan
mengidentifikasi penyebab, yang kemudian memastikan akar penyebab masalah yang
mendekati kenyataan. Selanjutnya, mengajukan alternatif pemecahan masalah serta
tindakan yang akan dilakukan dan hasil positif yang diantisipasi dengan mencoba
mengajukan indikator keberhasilan tindakan, dan cara pengukuran serta cara
mengevaluasinya.
Uraikan
alternatif tindakan yang akan dilakukan untuk memecahkan masalah. Pendekatan
dan konsep yang digunakan untuk menjawab masalah yang diteliti, hendaknya
sesuai dengan kaidah penelitian tindakan kelas. Cara pemecahan masalah
ditentukan berdasarkan pada akar penyebab permasalahan dalam bentuk tindakan (action).
Menurut Supardi
(2006:137), langkah awal yang penting dalam memecahkan masalah adalah mengenali
masalah itu secara teliti agar dapat ditemukan masalah sebenarnya. Identifikasi
masalah perlu dilakukan oleh peneliti dalam kegiatan pembelajaran di kelasnya.
Lakukan identifikasi masalah atau fakta
negatif yang terjadi selama berlangsungnya proses pembelajaran. Fakta ini dapat
berasal dari siswa, guru, dokumen, lingkungan sekolah dan lainnya. Dari sekian
banyak fakta yang diperoleh, pilihlah masalah yang sangat mendesak untuk segera
diatasi
3. Pembatasan Masalah
Dari hasil identifikasi masalah pilih
masalah yang dianggap paling
menghambat dalam kegiatan
pembelajaran untuk dilakukan
Penelitian Tindakan Kelas(PTK) Juga
tidak kalah penting untuk
dipertimbangan semua
dukungan,peluang yang dapat
memperlancar kegiatan
penelitian.Dengan pembatasan masalah
apa yang akan diteliti lebih
terfokus.
4. Perumusan Masalah
Rumuskan masalah penelitian dalam bentuk suatu rumusan penelitian tindakan
kelas. Dalam perumusan masalah dapat dijelaskan definisi,asumsi dan lingkup
yang menjadi batasan penelitian
Setelah dibatasi masalah
yang akan diteliti, selanjutnya dirumuskan ke dalam rumusan masalah yang
sebaiknya menggunakan kalimat tanya dengan
terlihat unsur what, when, who, where, how much and how many secara
jelas.
5. Tujuan penelitian
Kemukakan secara singkat tentang tujuan penelitian yang ingin dicapai
dengan berdasarkan pada permasalahan yang dikemukakan. Tujuan penelitian harus
terjawab dalam kesimpulan hasil penelitian.
6. Manfaat Penelitian
Uraikan kontribusi hasil penelitian tentang kualitas pembelajaran sehingga
tampak manfaatnya bagi siswa, guru, maupun komponen pendidikan di sekolah
terkait. Kemukakan inovasi yang akan dihasilkan dari penelitian.
bab
II. kajian teori dan hipotesis tindakan
Pada
bagian ini diuraikan landasan konseptual dalam arti teoritik yang digunakan
peneliti dalam menentukan alternatif pemecahan masalah. Sebagai contoh, akan
dilakukan PTK yang menerapkan model pembelajaran kontekstual sebagai jenis
tindakannya. Pada kajian pustaka harus jelas dapat dikemukakan:
a. Kemukakan
secara lengkap berdasarkan teori dan temuan yang berkaitan dengan masalah yang
akan dipecahkan(misalnya tentang strategi pembelajaran resiprokal)
b.
Bagaimana
strategi pembelajaran resiprokal, apa
yang spesifik dari strategi tersebut, bagaimana persyaratannya,keunggulannya, bagaimana langkah-langkah tindakan yang dilakukan dalam
penerapan strategi tersebut pada pembelajaran.
c.
Bagaimana
peningkatan mutu proses pembelajaran dengan penerapan strategi tersebut dengan
perubahan yang diharapkan, atau terhadap masalah yang akan dipecahkan, sehingga
dapat memunculkan hipotesis tindakan.
Bab
III .Metode Penelitian
Pada bagian ini uraikan setidaknya dengan sistematika
berikut:
a. Setting penelitian dan karakteristik subjek
penelitian. Pada bagian ini disebutkan di mana penelitian tersebut dilakukan,
di kelas berapa dan bagaimana karakteristik dari kelas subyek
penelitian.
b. Prosedur/siklus penelitian. Pada
bagian ini dijelaskan jumlah siklus yang akan dilakukan dan berapa pertemuan
tiap siklus. Diusahakan minimal dua siklus dan tiap siklus minimal 3 pertemuan.
Tiap siklus mengikuti tahapan PTK (perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi)
c.
Pengumpulan
data. Pada bagian ini ditunjukan dengan jelas jenis data dan cara
pengumpulannya/instrumen yang akan digunakan.
d. Indikator kinerja, pada bagian ini
tolak ukur keberhasilan tindakan perbaikan ditetapkan secara eksplisit.
e. Jadwal kegiatan penelitian disusun
dalam matriks yang menggambarkan urutan kegiatan dari awal sampai akhir
f.
Rencana
anggaran(diajukan untuk memperoleh sponsor)
g. Data peneliti
B.
LAPORAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Apabila guru sudah merasa puas dengan siklus-siklus yang
dilakukan, langkah berikutnya menyusun
laporan kegiatan. Proses penyusunan laporan ini tidak akan dirasakan sulit
apabila sejak awal guru sudah disiplin mencatat apa saja yang sudah dilakukan.
Untuk menyusun laporan penelitian diperlukan pedoman penulisan yang dapat
dipakai sebagai acuan para peneliti pelaksana, sehingga tidak ditemukan adanya
variasi bentuk. Di samping itu, juga perlu disesuaikan dengan pedoman yang
sudah ditetapkan Diknas dalam rangka memenuhi persyaratan penulisan karya tulis
ilmiah (KTI) dalam upaya meningkatkan jabatan/ golongan melalui pengembangan
profesi.Di bawah ini disampaikan sistematika laporan PTK sebagai berikut.
A. Bagian
Awal
Bagian
awal terdiri dari:
1. Halaman Judul
2. Halaman Pengesahan disertai tanggal
pengesahan
3. Abstrak
4. Kata Pengantar disertai tanggal penyusunan
5. Daftar Isi
6. Daftar tabel/ lampiran
Bagian isi
memuat hal-hal sebagai berikut:
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Identifikasi Masalah
C. Pembatasan Masalah
D. Rumusan masalah
E. Tujuan Penelitian
F. Manfaat Penelitian
BAB II KAJIAN
TEORI DAN HIPOTESIS
TINDAKAN
A.
Kajian
Teori tentang Variabel Masalah
B.
Hasil
Penelitian yang Relevan
C.
Kerangka
Berfikir
D.
Hipotesis
Tindakan
BAB
III Metode/METODOLOGI Penelitian
a. Setting
penelitian
B. Subjek penelitian
C. Sumber data
D. Teknik dan alat pengumpulan
data
E. Validasi data
F. Analisis data
G. Indikator kinerja
H. Prosedur
penelitian
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
A. Deskripsi Kondisi Awal
B. Deskripsi
Siklus I
1.
Perencanaan
2.Tindakan
3. Hasil Pengamatan
4.
Refleksi
C. Deskripsi
Siklus 2 , Seperti pada Siklus 1, dst
D. Pembahasan
Tiap Siklus dan Antar Siklus
E. Hasil
Penelitian
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A.
Simpulan
B.
Saran
C.Bagian Penunjang
DAFTAR
PUSTAKA
Memuat semua sumber
pustaka yang dirujuk dalam kajian teori yang
digunakan dalam semua bagian laporan, dengan sistem penulisan yang
konsisten menurut ketentuan yang berlaku.
Lampiran-lampiran
Berisi lampiran berupa instrumen yang digunakan dalam
penelitian, lembar jawaban dari siswa,
izin penelitian dan bukti lain yang dipandang penting.
DAFTAR PUSTAKA
Keputusan Menteri Negera
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 84/1993 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya
Keputusan bersama Menteri Pendidikan
dan kebudayaan dan Kepala BAKN Nomor 0433/P/1993, nomor 25 tahun 1993 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru
dan Angka Kreditnya.
Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 025/0/1995.
Kemmis, S. and McTaggart, R.1988. The
Action Researh Reader. Victoria, Deakin University Press.
Suhardjono, Azis Hoesein, dkk. 1996. Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah di
Bidang Pendidikan dan Angka Kredit Pengembangan Profesi Widya-iswara.
Jakarta: Depdikbud, Dikdasmen.
Suhardjono. 200. Penelitian Tindakan Kelas. Makalah pada “Diklat Pengembangan
Profesi bagi Jabatan Fungsional Guru”, Direktorat Tenaga Kependidikan Dasar dan
Menengah, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Depdiknas.
Suhardjono. 2005. Laporan Penelitian Eksperimen dan Penelitian
Tindakan Kelas sebagai KTI, Makalah pada “Pelatihan Peningkatan Mutu Guru
di Makasar”, Jakarta, 2005
Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan
Supardi. 2006. Peneilitian Tindakan Kelas.
Jakarta: Bina Aksara.
Supardi. (2005). Penyusunan Usulan, dan Laporan Penelitian Penelitian Tindakan Kelas,
Makalah disampaikan pada “Diklat Pengembangan Profesi Widyaiswara”, Ditektorat
Tenaga Pendidik dan Kependidikan Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen
Pendidikan Nasional.
Tita Lestari (2009) Manajemen Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Modul
Pelatihan Bagi Guru dan Kepala Sekolah. Pusdiklat Depdiknas. Sawangan. Bogor.
0 Kommentare on MAKALAH PENELITIAN TINDAKAN KELAS :
Silahkan berkomentar yang baik dan Jangan Spam !